Situbondo- Pandemi Covid-19 menyebabkan ratusan anak di Situbondo kehilangan orang tua. Mereka menjadi anak yatim karena orang tuanya meninggal dunia akibat terpapar virus Corona.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Pemkab Situbondo, mencatat ada 175 anak kehilangan orang tua akibat Covid-19. Ratusan anak itu kini berstatus menjadi yatim karena orang tuanya meninggal.
Menurut Kepala DP3A Pemkab Situbondo, Imam Hidayat, pihaknya telah melakukan verifikasi data jumlah anak yatim akibat pandemi Covid-19. Dari 175 jumlah anak yatim yang diterima dari Dinas Kesehatan, sudah ada 97 anak yang terverifikasi secara faktual.
“Kami lakukan verifikasi ulang untuk mengetahui secara detail alamat dan kondisi kejiwaannya. Kami bekerjasama dengan pihak Kecamatan untuk validasi data,” katanya, Rabu, 18 Agustus 2021.
Imam mengaku tak hanya melakukan proses verifikasi data, DP3A juga sedang menyingkronkan data dengan Dinas Sosial. Validasi data tersebut sangat diperlukan untuk menghindari kerancuan data karena akan dilakukan pendampingan terhadap anak-anak yatim tersebut.
“Kami lakukan input data karena Gubenur Jawa Timur meminta kami melakukan pendataan untuk diberi bantuan. Dinsos juga melakukan pendataan serupa untuk mendapatkan bantuan dari Kemensos RI,” ujarnya.
Dijelaskan, dari 97 jumlah anak yatim yang sudah diverifikasi, sebagian besar masih usia sekolah. Ada yang masih usia 5 tahun dan ada juga yang sudah 13 tahun atau siswa SMP. Mereka menjadi yatim karena bapak atau ibu kandungnya meninggal dunia karena Covid-19.
Imam menegaskan, pendataan anak yatim yang masih usia sekolah diperlukan untuk dilakukan pendampingan dan pengajuan bantuan untuk kelangsungan pendidikannya. Untuk pendampingan melibatkan tim psikiater karena dikhawatirkan kejiwaannya masih labil.
“Kami lakukan secara bersama-sama antara DP3A, Dinas Pendidikan dan Dinsos. Kami berusaha memberikan pendampingan agar anak-anak itu tidak sampai putus sekolah,” terangnya.
Reporter: Zaini Zain