Situbondo- Kasus pembunuhan seorang bidan desa bernama Hanisa (42) oleh suaminya sendiri Agus Adi Putra (45) cukup menyita perhatian banyak kalangan. Motif yang melatarbelakangi sang suami menghabisi nyawa sang istri menjadi pertanyaan, mengingat dua hari lalu korban masih mengantar sang suami periksa ke rumah sakit.
Beberapa sumber menyebutkan, beberapa bulan terakhir korban kerap kali curhat dengan sikap sang suami karena sikapnya yang sering cemburu. Konon, sikap tak wajar itu mulai terjadi sejak sang suami mengalami kecelakaan lalu lintas dan mengalami GO alias Gegar Otak.
Dua hari lalu, bidan Hanisa masih mengantarkan suaminya chek up ke Rumah Sakit dr. Soebandi Jember, karena saat mengalami kecelakaan sang suami sempat menjalani operasi tempurung kepala di Jember.
Kepala Desa (Kades) Ketah, Anik Yuniarti mengatakan, korban sering datang ke ruangannya, mengingat tempat kerjanya berdekatan dengan balai desa ketah. Korban kerap kali curhat perihal perubahan perilaku sang suami yang sering cemburu dan berakhir dengan pertengkaran.
Anik mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya korban. Selama belasan tahun, korban merupakan bidan yang dikenal cukup baik. Korban juga sangat ramah dan sigap memberikan pelayanan masyarakat.
“Kami dan masyarakat Desa Ketah sangat berduka. Selama ini, korban telah memberikan pelayanan terbaik kepada pasien dan warga masyarakat Ketah,” terangnya, Kamis, 13 Januari 2022.
Senada diungkapkan Kepala Puskesmas Suboh, Muhammad Maqfur. Menurutnya, korban mulai bekerja menjadi tenaga kesehatan sejak 2010. Bidan Hanisa merupakan salah satu tenaga kesehatan terbaik di Puskesmas Suboh.
Menurutnya, sudah sekitar 12 tahun bidan Hanisa menempati rumah dinas Polindes atau pondok bersalin desa Ketah. Selama bertugas, korban tidak pernah bermasalah dan bahkan cukup baik hubungannya dengan masyarakat.
“Benar, Bu Anis (bidan Hanisa) merupakan salah satu tenaga kesehatan terbaik yang kami miliki. Almarhumah mulai menempati Polindes Ketah sejak 2016. Kami sangat berduka,” ujarnya.
Reporter: Zaini Zain