
Situbondo, bhasafm.co.id- Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo mengajak para guru untuk tidak memberikan atribusi atau penyematan pada siswanya, seperti siswa nakal, siswa malas, siswa bodoh, siswa biasa saja, siswa pintar, dan seterusnya.
Menurut Bupati Rio, atribusi atau penyematan tersebut akan memengaruhi psikologi atau mental anak. Guru harus memahami bahwa masing-masing anak punya potensi yang berbeda dan juga cara yang berbeda dalam meraih mimpinya.
Oleh karena itu, guru harus bisa menemukan potensi terbaik siswanya serta mendukung potensi itu. Salah satu contohnya jika ada siswa seorang atlet. didiknya. Pihak sekolah harus mendukungnya, karena itu adalah potensi dalam diri siswa.
Hal itu disampaikan Bupati Rio saat menjadi Pembina Upacara pada acara Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Alun-alun Situbondo, Jumat (2/5/2025) kemarin yang dihadiri oleh mayoritas para guru.
Dalam sambutannya, Bupati juga menyinggung soal kemajuan di dunia pendidikan. Kemajuan di dunia pendidikan harus disikapi dengan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sebagai bukti kecintaan kepada tanah air dan bangsa.
Menurut Bupati, kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh prilaku seorang pemimpin. Seperti Ki Hajar Dewantara yang mengajarkan tentang Etika Kepemimpinan yakni Tut Wuri Handayani. Membangun kebersemangatan, agar tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa benar-benar bisa terwujud.
Peringatan Hari Pendidikan Nasional dengan tema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua” menurut bupati adalah terwujudnya pendidikan yang inklusif. Pendidikan yang tidak pernah pandang bulu. Pendidikan yang tak pandang kaya dan miskin, suku maupun agama dan lainnya. Karena semua harus mengenyam pendidikan yang sama.