Situbondo- Informasi hoax tentang vaksin ternyata menjadi salah satu kendala di Situbondo. Bahkan rendahnya pencapaian vaksin di kalangan pelajar disebabkan karena tak diijinkan orang tua. Banyak wali murid ketakutan anaknya divaksin, karena termakan informasi hoax.
Saat ini, pencapaian vaksin di kalangan pelajar SMP masih sangat rendah sekitar 32 persen. Hal itu terungkap saat rapat koordinasi seluruh Kepala Sekolah SMP se Situbondo dengan Satgas Covid-19, di Pendopo Kabupaten Kamis sore kemarin.
Sejumlah Kepala Sekolah SMP mengeluh karena banyak terjadi penolakan dari wali murid. Bahkan ada sebagian wali murid mengancam memindah anaknya ke sekolah lain kalau divaksin di sekolahnya.
Bupati Situbondo, Karna Suswandi, meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Situbondo, agar mengeluarkan surat edaran mewajibkan sekolah negeri dan swasta untuk melaksanakan program vaksin di sekolahnya, karena masih ada sekolah melonggarkan program vaksin. Padahal untuk syarat pembelajaran tatap muka, guru dan murid harus sudah divaksin.
“Jangan sampai kasus seperti tadi yang disampaikan salah satu Kasek itu terjadi lagi. Ada siswa dipindah ke sekolah lain karena sekolahnya melaksanakan vaksin,” ujarnya, Kamis, 23 September 2021.
Bupati yang akrab dipanggil Bung Karna itu menambahkan, saat ini capaian vaksin di kalangan pelajar SMP masih sangat rendah. Tidak meratanya penerapan vaksin di sekolah juga masih menjadi kendala. Bung Karna mengajak seluruh kepala sekolah, agar ikut melakukan sosialisasi pentingnya vaksin untuk melindungi siswa di sekolah, bahwa vaksin itu untuk menjaga kekebalan tubuh dari virus Covid-19.
“Ayo sekarang bersama-sama melaksanakan vaksin. Sekolah perlu menerapkan barcode PeduliLindungi. Saat ini Kabupaten Situbondo sudah dinaikan lagi jadi level 3 PPKM karena capaian vaksinnya rendah,” kata Bupati.
Ada 92 Kepala SMP Negeri dan Swasta se Situbondo mengikuti rapat koordinasi dengan Satgas. Rendahnya pencapaian vaksin di sekolah tidak hanya terjadi di sekolah swasta, melainkan juga terjadi hampir di seluruh sekolah negeri.
Reporter: Zaini Zain