Situbondo-Transaksi jual beli ternak di Situbondo cukup besar, jumlahnya mencapai 1, 4 Triliun pertahun. Beberapa pekan terakhir ini, transaksi hewan ternak sempat mengalami penurunan hingga 22 persen.
Lesunya transaksi jual beli hewan ternak disebabkan karena beberapa daerah termasuk di Situbondo, menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Faktor lainnya disebabkan karena cuaca ekstrem yaitu hujan disertai angin kencang.
Kepala Dinas Peternakan Situbondo, Muhammad Hasanudin Riwansa, sekitar tiga minggu terjadi penurunan jual beli hewan ternak di semua pasar hewan, namun saat ini sudah kembali normal.
“Sekarang ini saya ngontrol ke pasar seninan di Besuki dan sudah normal,” katanya, Senin, 22 Februari 2021.
Kabupaten Situbondo memiliki tiga pasar hewan yaitu pasar Seninan, bukan setiap hari Senin di Besuki, Pasar Kemisan, bukan setiap hari Kamis di Asembagus dan Pasar Sabtoan, buka setiap hari Sabtu di Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan.
Pasar hewan menjadi denyut nadi perekonomian masyarakat. Pedagang yang datang ke pasar hewan di Situbondo berasal dari berbagai Kabupaten di Jawa Timur, seperti Lumajang, Probolinggo, Jember, Bondowoso dan Banyuwangi. Tak heran jika transaksi jual beli hewan ternak sapi dan kambing cukup besar setiap tahunnya.
Menurut Muhammad Hasanudin Riwansa, berdasarkan data yang dimiliki petugas Peternakan di pasar hewan, bahwa transaksi jual beli hewan ternak mencapai 1, 4 triliun setiap tahunnya.
“Menghitungnya dari jumlah jual beli hewan yang laku terjual bukan data yang masuk ke PAD, jumlahnya mencapai Rp. 1, 4 T,” ujarnya.
Pria yang akrab dipanggil Udin itu menambahkan, selama masa pandemi Covid-19, transaksi di pasar hewan tetap harus mematuhi protokol Kesehatan. Para pedagang harus mengenakan masker dan menjaga jarak.
“Jadi kami terus pantau terutama kepatuhan mereka terhadap protokol kesehatan,” terangnya.
Reporter : Zaini Zain