Situbondo– Polisi mulai menemukan titik terang penjualan beras oleh sopir truk ekspedisi, di Dusun Gundil, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, malam minggu kemarin. Awalnya polisi menerima laporan beras yang dijual tersebut merupakan beras bantuan untuk korban bencana alam di NTB.
Belakangan terungkap, beras tersebut milik salah satu perusahaan di Mojokerto. Beras sebanyak 23 ton itu bukan beras untuk korban bencana alam, melainkan akan dikirim ke pulau dewata Bali. Namun sesampainya di Situbondo, sopir truk menjualnya kepada sejumkah warga.
Kabarnya, beras dalam bentuk kemasan itu dijual dengan harga murah, yaitu hanya 7 ribu rupiah perkilo gramnya. Penjualan beras itu disebut-sebut tanpa sepengetahuan pemilik beras. Ditaksir kerugian mencapai 240 jutaan.
Hingga kini, sopir truk berinisial THR menghilang setelah digerebek polisi. Truk pengangkut beras bernomor polisi B 9205 SEU dibiarkan begitu saja. Saat ini truk sudah diamankan di Mapolres Situbondo.
Menurut Kasubag Humas Polres Situbondo, Iptu Nanang Priyambodo, saat ini polisi masih mengejar sopir truk. Nanang menambahkan, polisi baru meminta keterangan pekerja serta pembeli beras.