
Situbondo- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pemkab Situbondo, memastikan sembilan ekor ternak sapi yang mati mendadak di Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, bukan disebabkan karena penularan virus.
Berdasarkan hasil uji laboratorium di Malang, sembilan ekor sapi tersebut mati disebabkan karena mengalami perut kembung atau tympani. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Mohamad Hasanudin Riwansa.
Menurut Hasanudin, pihaknya melakukan beberapa uji laboratorium Rose Bengal Test (RBT) dan hasilnya negatif. Selain itu, juga sudah dilakukan uji laboratorium pengujian antraks dan juga toksin, hasilnya 100 persen juga sama-sama negatif.
Hasanudin menambahkan, sejak awal pihaknya sudah mengaku yakin, jika matinya sembilan ekor sapi itu bukan karena virus. Namun untuk memastikan penyebabnya perlu dilakukan tes laboratorium di Malang.
Oleh karena itu, Hasanudin meminta para peternak, agar memperhatikan saat memberi pakan ternaknya. Sebab rumput muda sangat berbahaya dan menyebabkan perut ternak kembung, karena mengandung banyak air.
Menurutnya, bagi peternak yang mengambil pakan rumput muda, jangan sampai langsung diberikan ke ternak, melainkan dianginkan terlebih dahulu untuk mengurangi kadar airnya. Selain itu, perlu ada keseimbangan pakan seperti memberi pakan jeramian.
Seperti diketahui. Warga Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, dihebohkan matinya sembilan ekor sapi 3 Pebruari lalu. Sapi sempat kejang-kejang sebelum akhirnya mati mendadak. Saat itu, warga sempat curiga sapi terkena virus. Namun setelah dilakukan uji laboratorium, penyebabnya karena ternak sapi mengalami perut kembung.