
Situbondo-Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Industri Kayu dan Produk Kayu Disperindag Provinsi Jawa Timur, mendorong kerajinan mebel di Situbondo menjadi personal expor. Hanya saja, para perajin harus dilatih mengingat kendala utama perajin yaitu desain dan finishing produk.
Kepala UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Disperindag Jawa Timur, Desak Nyoman Siksiawati, mengatakan, potensi kerajinan kayu di Jawa Timur cukup bagus. Hampir seluruh daerah memiliki industri kerajinan mebel. Dijelaskan, sejauh ini hasil kerajinan di Jawa Timur, masih kalah dengan Jepara Jawa Tengah. Perajin mebel kalah bersaing pada desain dan finishing akhir produk.
Menurut Desak, UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Disperindag Jawa Timur, sengaja datang berkunjung ke Situbondo untuk memberikan pendampingan, agar industri kecil dan menengah kerajinan kayu terus berkembang dan menjadi salah satu penumpang pertumbuhan ekonomi.
“Potensi mebel di Situbondo cukup bagus. Kedepan perlu pendampingan desain dan finishing agar perajin mebel Situbondo bisa bersaing di pasar lokal maupun mancanegara,” terangnya ditemui saat mengunjungi perajin mebel antik di Desa Curah Jeru, Kecamatan Panji.
Desak menambahkan, pihaknya sudah melakukan evaluasi terhadap hasil produk kerajinan mebel di Jawa Timur. Ada 7000 perajin mebel dan harus diakui bahwa kerajinan kayu di Jatim masih kalah bersaing dengan Jepara Jawa Tengah. Oleh karena itu, Desak mengaku menggandeng partnership dari pihak swasta untuk memberikan pendampingan terhadap perajin di Situbondo.
Desak menambahkan, selain memberikan pelatihan pihaknya akan terus mendorong perajin menjadi personal export. Saat ini sudah ada beberapa produk kerajinan kayu Situbondo yang di export ke Luar Negeri seperti kerajinan Dewa Akar Jati di Kecamatan Kendit.
“Selama pandemi Covid-19 export hasil kerajinan kayu di Jawa Timur meningkat tiga kali lipat. Ini menjadi peluang besar untuk terus ditingkatkan dengan cara mendorong perajin memiliki kemampuan desain dan finishing produk,” terangnya.
Sementara itu, Sekretaris Disperindag Situbondo, Yogie Krispian Sah, mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Disperindag Jatim, untuk mengembangkan Industri kerajinan kayu di Situbondo. Saat ini, keberadaan kerajinan mebel pasang surut,padahal potensinya cukup bagus.
“Saat ini jumlah perajin mebel di Situbondo sebanyak 450 orang. Namun perajin yang sudah memiliki alamat lengkap sekitar 50 orang,” katanya.
Menurut Yogie, selain melatih perajin agar lebih produktif, pihaknya akan menyambungkan industri kerajinan mebel di Situbondo dengan buyer yang biasa mengekspor ke luar negeri, seperti Amerika, Vietnam dan Myanmar.
“Ini bagian dari pemulihan perekonomian nasional. Saat ini banyak perajin di Situbondo gulung tikar dan perlu pendampingan agar mereka kembali berproduksi. Industri kerajinan kayu juga menyerap tenaga kerja” ujarnya.
Reporter Zaini Zain