Situbondo, bhasafm.co.id- Dua orang anak buah kapal (ABK) asal kepulauan Sumenep Madura, terombang ambing di perairan Selat Madura, Sabtu (2/11) dini hari sekitar pukul 01:00 WIB.
Kedua ABK ini berhasil menyelamatkan diri setelah kapalnya dihantam ombak karena cuaca ekstrem. Keduanya berpegangan pada tiang kapal yang sudah terbalik. Beruntungnya, ada kapal nelayan Situbondo yang melintas sehingga keduanya tertolong setelah sekitar delapan jam terombang ambing di laut.
Kasat Polairud Polres Situbondo, AKP Gede Sukarmadiyasa mengatakan, petugas Satpolairud bersama nelayan ikut menyelamatkan dua orang ABK yang nyaris tenggelam tersebut dan berhasil menyelamatkan keduanya.
Kata Gede Sukarmadiyasa, kapal layar jenis Pakisan asal Kabupaten Sumenep Madura ini karam setelah dihantam ombak besar akibat cuaca ekstrem di perairan Selat Madura. Beruntung, kedua ABK berhasil selamat setelah terombang ambing di laut selama sekitar delapan jam.
Gede Sukarmadiyasa mengaku menerima informasi dari masyarakat nelayan bahwa ada dua orang ABK yang terombang ambing di perairan selat Madura setelah kapalnya tenggelam. Beruntung keduanya ditolong kapal nelayan Panarukan, Lambung Barokah 1 yang dinakhodai oleh Kandar (51) warga Dusun Pesisir Panarukan Kabupaten Situbondo.
Dua orang ABK yang diselamatkan yakni Kis Yasuli (60) dan Abdurahman (52). Keduanya merupakan warga Desa Jati, Kecamatan Gili Genting, Kabupaten Sumenep, Madura.
Gede Sukarmadiyasa mengemukakan, pada Jumat (1/11) sekitar pukul 05.00 WIB, kapal layar jenis Pakisan berangkat dari pelabuhan Kalbut Panarukan Situbondo, mengangkut pakan sapi menuju pulau Gili Raja Kecamatan Gili Genting Kabupaten Sumenep.
Sekitar pukul 08.00 WIB terjadi angin kencang sehingga kapal terhantam ombak. Posisi kapal miring dan akhirnya tenggelam di perairan selat Madura Kabupaten Sumenep sekira pukul 17.00 WIB. Sekitar pukul 17:00 WIB, kapal slerek dengan nama lambung Barokah 1 melintas dan menemukan kedua korban sedang terapung sambil berpegangan di tiang kapal yang karam lalu diselamatkan.
Akhirnya, kedua ABK berhasil dievakuasi pada Sabtu sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Keduanya langsung mendapatkan perawatan medis di Panarukan Situbondo, dan beristirahat di kediaman Kepala Desa Kilensari, sembari menunggu dijemput keluarganya.
Gede Sukarmadiyasa mengimbau kepada para nelayan khususnya untuk lebih waspada saat melaut dengan membawa alat keselamatan salah satunya jaket pelampung, karena berdasarkan rilis dari Stasiun Meteorologi kelas I Juanda cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Jawa Timur mulai tanggal 31 Oktober sampai dengan 6 November 2024.