Situbondo- Kyai-kyai kultur jam’iyyah Nahdlatul Ulama mendirikan wadah pengobatan alternatif yaitu jam’iyyah ruqyah ahlussunnah wal jama’ah, disingkat JRA. Alhamdulillah PBNU memberikan respon positif dengan berdirinya JRA. Bahkan ada sinyal positif untuk diresmikan menjadi bagian dari struktural Nahdlatul Ulama.
Wakil ketua umum JRA pusat, Muhammad Ledi Nursiyanto, biasa dipanggil Gus Nur, sowan pada Kyai Afifuddin Muhajir, rois syuriyah PBNU, Ahad 13 oktober 2019, jam 09.00 pagi. Gus Nur didampingi oleh beberapa pengurus baik pusat maupun cabang. Pertama Ustadz Husnurrahim, divisi thibbun nabawi pengurus pusat. kedua Gus Alfin, ketua pengurus wilayah JRA jawa timur. Ketiga Ahlis Munazzilin, koordinator daerah timur pengurus wilayah JRA jawa timur. keempat Ustadz Matrasi, bendahara pengurus cabang JRA situbondo.
Gus Nur menyampaikan pada Kyai Afifuddin Muhajir, bahwa pengurus pusat JRA menyambut baik keinginan PBNU itu, yaitu memasukkan JRA dalam struktural PBNU. Gus Nur menambahkan juga, bahwa Kyai Afifuddin Muhajir sudah dimasukkan dalam jajaran pembina pusat JRA. Pengurus JRA sangat mengharapkan pemikiran, motivasi dari para ulama, sehingga upaya untuk memberikan pelayanan pada masyarakat bisa lebih istikomah.
Kyai Afifuddin Muhajir menuturkan, bahwa beliau akan berbicara lebih intens dengan PBNU terkait hal ini. Menurut Kyai Afifuddin, pengobatan medis dan non medis mempunyai peluang yang sama untuk mendapatkan kesembuhan pasien, karena semua penyakit dibawah kekuasaan Allah SWT, tentu Allah jualah yang mempunyai obatnya. Beliau juga memberikan restu, ucapan selamat atas rencana silatnas JRA ke 4 di Pondok Pesantren Al-Muhajirin 2 Purwakarta Jawa Barat, pada hari ahad 22 desember 2019.