Situbondo- Dalam rangka mengembalikan suasana pada masa Kyai As’ad Syamsul Arifin, pengasuh kedua ponpes Sukorejo. Ponpes Sukorejo dulu dikenal dengan istilah kompolan. Kiai As’ad mengadakan kegiatan itu bertujuan untuk mengevaluasi berbagai hal yang terjadi pada waktu itu.
Pengasuh keempat Kyai Achmad Azaim Ibrahimy mulai menghidupkan, dan meneruskan tradisi tersebut. Masjid Jamik Ibrahimy menjadi pilihan pertama untuk mengawali tradisi tersebut. Akhirnya pilihan jatuh pada hari Jum’at malam Sabtu tanggal 13 November 2020 yang melibatkan semua santri, baik asrama pusat maupun cabang, mulai ba’da sholat Isya’ sampai dengan selesai.
Kegiatan yang baru pertama kali dilaksanakan di halaman masjid ini mengaji dua kitab, yaitu tadzkiratus saami’ wal mutakallim, serta syafinatussaja. Kitab yang pertama menjelaskan tentang keutamaan orang alim daripada orang yang mati syahid. mengapa demikian, karena dikhawatirkan orang yang berjuang membela agama Allah tidak tahu caranya berjihad yang baik. seumpama ada yang tahu tentang berjihad, maka ilmunya sudah di pastikan dari orang yang alim .
Sedangkan didalam kitab safinatunnajah di jelaskan, bahwa satu orang alim lebih ditakuti oleh syetan daripada seribu orang ahli ibadah. Pada akhir pengajian Kyai Azaim berpesan, bahwa santri harus peka, tanggap, dan sigap terhadap situasi disekitarnya.