
Situbondo- Perjalanan karir Sersan Satu (Sertu) Buharto sangat menginspirasi. Sertu Buharto merupakan anak panti yang berhasil menjadi anggota TNI. Sempat dua kali gagal tak membuatnya patah semangat untuk menjadi prajurit.
Sertu Buharto merupakan alumni panti asuhan Daarul Aytaam di Desa Talkandang, Kecamatan kota Situbondo. Sejak usia 6 tahun, ia tinggal di panti tersebut hingga lulus SMA 1990 karena ayahandanya meninggal dunia.
“Bisa dibilang saya ini merupakan anak panti Daarul Aytaam pertama yang jadi anggota TNI,” katanya, saat ditemui bersamaan upacara peringatan HUT TNI ke-75, Senin, 5 Oktober 2020.
Menurut Sertu Buharto , dirinya mendaftar jadi anggota TNI pada tahun 1991. Sempat dua kali gagal saat mengikuti tes psikologi, namun tak membuatnya patah semangat. Ia kembali mendaftar gelombang ketiga di tahun yang sama dan dinyatakan lulus.
Tekat yang kuat serta selalu berdo’a memuluskan jalan Sertu Buharto menjadi anggota TNI. Usai menjalani pendidikan selama 4 bulan di Kabupaten Madiun, Sertu Buharto kemudian bertugas di 512 Malang. Selama 18 tahun di Malang, sejak tahun 2010 Sertu Buharto dipindah ke Situbondo dan langsung bertugas menjadi Babinsa di tanah kelahirannya yaitu Desa Talkandang.
“Sejak sekolah saya memang ingin jadi anggota TNI. Kalau ada karnaval saya pasti menyewa baju TNI ke 514,” kenangnya.
Sertu Buharto merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Ibunya hanya seorang buruh tani, sedangkan ayahandanya meninggal sejak dirinya masih kecil. Lahir di tengah keluarga miskin dan hidup di panti tak membuatnya berkecil hati.
Saat ini, Sertu Buharto tak hanya jadi Babinsa di Desanya, melainkan jadi koordinator Keamanan di panti Daarul Aytaam. Baginya, panti asuhan Daarul Aytaam sudah menjadi bagian dari hidupnya. Pemberi nama panti Daarul Aytaam adalah KHR. As’ad Syamsul Arifin, pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Sukorejo.
“Selain itu saya juga diberi tugas merawat Mushalla di Kodim Situbondo. Saya mengucapkan Selamat Ultah TNI,” ujarnya.