Situbondo- Komisi IV DPRD Situbondo pertanyakan motif para guru ngaji dikumpulkan untuk menerina insentif. Padahal pencairan akan lebih efektif melalui transfer langsung ke rekening, mengingat para guru ngaji sudak diminta membuka buku tabungan di Bank Jatim.
Anehnya, pencairan insentif guru ngaji kali ini dilakukan di sejumlah pesantren. Banyak guru ngaji bertanya karena pada tahun-tahun sebelumnya pencairan dilakukan di Kantor Kecamatan.
Ketua Komisi IV DPRD Situbondo, Fahrudi Apriawan, mengaku, dirinya sangat menghormati dan mengapresiasi peran guru ngaji. Mereka dengan ikhlas mengajar para santri untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan.
Fahrudi mengingatkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Situbondo, agar pencairan guru ngaji tak ditunggangi kepentingan politik, karena biasanya, Dispendikbud mencairkan bantuan dana melalui transfer ke nomor rekening.
Fahrudi mempertanyakan, alasan para guru ngaji diminta buka buku rekening, tapi pencairannya tetap dikumpulkan. Padahal, pencairan melalui transfer langsung ke rekening akan lebih efektif dan efisien ditengah musim pandemi Corona. Guru ngaji yang menerima bantuan cukup mengambil melalui ATM terdekat.
Menurut Fahrudi, Komisi IV DPRD Siubondo termasuk yang mendesak pencairan dipercepat dan serentak, karena bantuan insentif sangat dibutuhkan di tengah wabah virus Corona. Politisi PPP mengaku akan terus memantau agar pencairan insentif guru ngaji tepat sasaran.
Tahun ini, ada 4. 472 guru ngaji mendapatkan insentif. Setiap guru ngaji menerima insentif sebesar 1 juta 100 dianggarkan melalui APBD induk 2020.