Situbondo- Di kalangan santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, KH Hariri Abdul Adhim dikenal sebagai ulama Sufi. Mudir Ma’had Aly tersebut memiliki tingkat kesufiannya sangat tinggi.
Kyai Hariri tak hanya selalu menanamkan rasa kasih sayang sesama manusia, melainkan terhadap binatang sekaligus. Kini Kyai Hariri sudah tiada. Sang Ulama Sufi itu telah berpulang ke pangkuan Ilahi.
Sekretaris Ma’had Aly Pondok Pesantren Sukorejo, Ustadz Muhyidin Khotib mengatakan, tingkat kesufian Kyai Hariri Abdul Adhim sangat dalam. Sampai-sampai Kyai Hariri melarang santri membunuh semut sekalipun.
Muhyidin menambahkan, Kyai Hariri tak hanya dikenal sebagai sosok ulama sufi, melainkan memiliki jiwa kepemimpinan sangat kuat. Meski memegang posisi sentral setiap pengambilan keputusan di Ma’had Aly, namun Kyai Hariri selalu mengedepankan managemen kebersamaan.
Muhyidin yang dikenal dekat dengan Kyai Hariri mengaku, Kyai Hariri selalu mengutamakan kaderisasi. Beliau selalu mempercayakan kader santri muda, mengambil berbagai posisi penting di Ma’had Aly.
Menurut Muhyidin, sejak tahun 1990 Kyai As’ad menunjuknya jadi Mudir Ma’had Aly, Kyai Hariri memegang peranan penting memajukan Ma’had Aly hingga melahirkan kader-kader ahli fiqih. Ucapan dan perilakunya jadi figur kalangan santri terutama di Ma’had Aly.
Selama menjadi Mudir Ma’had Aly, KH. Hariri Abdul Adhim secara khsusus mengajar Hadist Ahkam, dan Syarah Bulughul Maram. Tiga tahun terakhir ini, Kyai Hariri juga mengajar kitab Ihya’ Ulumudin.
Meski kesehatannya terus menurun setelah sempat opname di rumah sakit, Kyai Hariri selalu mamaksakan diri untuk tetap mengajar, namun selalu dilarang pihak keluarga. Kecintaannya terhadap ilmu dan santri, melebihi kecintaannya terhadap dirinya sendiri.