Luncurkan Golden Wood Coffee, Menteri PPN Ingin Kopi Kayumas Situbondo Jadi Industri

0
462
bhasafm
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Suharso Monoarfa bersama Bupati Karna Suswandi menujukan kopi kayumas (Foto: Zaini Zain)

Situbondo- Launching kopi Kayumas  bertajuk Golden Wood Coffee (GWC), berlangsung istimewa di Graha Amukti Praja Situbondo, Minggu pagi kemarin. Betapa tidak, launching Golden Wood Coffee, dilakukan Bupati Karna Suswandi bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Suharso Monoarfa.

Suharso Monoarfa yang didampingi istri beserta empat deputi Kementerian PPN, melihat langsung kopi kayumas yang berulang kali menyabet juara nasional dan juara dunia, dan menyempatkan diri berdialog dengan petani kopi.

Suharso Monoarfa, dirinya sangat bangga ikut meluncurkan Golden Wood Coffee. Penghargaan yang diterima harus dipertahankan agar kopi Kayumas Situbondo bisa mengusai pasar dunia.

bhasafm
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Suharso Monoarfa melaunching Golden Wood Coffee (Foto: Zaini Zain)

“Saya sangat bangga ikut meluncurkan Golden Wood Coffee, mudah-mudahan ini akan menjadi salah satu daya ungkit kesejahteraan masyarakat sekaligus jadi bagian pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi,” ujarnya, Minggu, 18 April 2021

Menurut Suharso,  Kalau sudah mendapat rekognisi dunia internasional, kopi kayumas Situbondo sudah selayaknya mulai diolah menjadi industri sehingga bisa menyebar ke seluruh dunia. Kopi Arabika Kayumas pernah juara 1 nasional 2010.  Kopi Luak Arabika Kayumas pernah juara dunia 2016 dan juara 1 nasional kopi robusta 2017.

Sementara itu, Bupati Situbondo, Karna Suswandi, mengatakan, kopi Kayumas Situbondo sudah cukup lama di ekspor ke Eropa dan Amerika. Peluncuran kopi ini diharapkan akan memantapkan kopi kayumas Situbondo dikenal masyarakat dunia, sekaligus menjadi pundi-pundi keuangan bagi petani kopi setempat.

“Kopi Kayumas sudah dikenal sejak zaman Belanda tepatnya pada tahun 1886 silam dengan nama Van Landem Kayumas hingga tahun 1957, kata Bupati yang akrab dipanggil Bung Karna itu.

Bung Karna menambahkan, saat ini ada sekitar 1.500 hektar lahan kopi terdiri dari 80 persen kopi Arabica dan 20 persen kopi robusta. Dari luas lahan kopi tersebut sekitar 41,8 hektar diantaranya sudah memiliki sertifikat organic.

Bung Karna mengaku, dalam waktu dekat dirinya akan mengundang para pelaku kopi, untuk membahas rencana tindak lanjut kedepan, agar kopi kayu mas bisa diolah sendiri menjadi industri.

“Guna menindaklajuti keinginan Menteri PPN, kami akan mengundang untuk industrialisasi kopi agar menyerap tenaga kerja. Nantinya kopi tidak lagi di ekspor mentahnya melainkan menjadi barang jadi,” terangnya

Reporter: Zaini Zain

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.