Masalah Kemiskinan Jadi Topik Paling “Panas” Debat Publik Paslon Karunia dan Mulya Abadi

0
488
Bhasafm
Dua pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati saat pengundian nomor urut (foto: Zaini Zain)

Situbondo- Masalah kemiskinan menjadi topik paling “panas” debat publik kedua, pasangan calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Situbondo, Sabtu malam kemarin. Debat yang disiarkan langsung di JTV dan sejumlah media lokal di Situbondo, menyuguhkan perdebatan hangat karena masing-masing paslon sama-sama tampil progresif.

Paslon nomor urut 1 Karna Suswandi dan Ny. Hj. Khoirani (Karunia), mempertanyakan capaian kinerja penurun angka kemiskinan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Pasangan Karunia menilai Pemkab Situbondo gagal karena hanya berhasil menurunkan angka kemiskinan menjadi 11, 20 persen di tahun 2019, padahal sesuai target penurunan angka kemiskinan seharusnya 9, 81 persen.

“Target RPJMD itu bukan boleh dicapai boleh tidak. RPJMD itu turunan dari visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Kenapa pasang target tinggi kalau tidak bisa mencapai?,” ujar Bung Karna, sapaan akrab Karna Suswandi.

Bung Karna juga mempertanyakan pencapaian target desa maju dari 46 persen dan hanya tercapai 29 persen. Oleh karena itu, Bung Karna mengaku akan mendorong pembangunan desa maju melalui Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD). Bantuan keuangan ini diluar Dana Desa dan Alokasi Dana Desa.

“Bagi desa yang pelayanan publiknya bagus dan ekonomi masyarakatnya tumbuh, kami juga siapkan Dana Insentif Desa,” ujarnya.

Sementara itu, Calon Bupati Yoyok Mulyadi membantah kepemimpinan Bupati Dadang Wigiarto dan dirinya sebagai Wakil Bupati gagal menurunkan angka kemiskinan. Meski tidak tercapai sesuai target, namun hal itu bukan berarti gagal.

“Kalau saya bercita-cita jadi dokter terus saya jadi insinyur, iya itulah target yang bisa kita capai, tapi bukan berarti gagal,” kata Yoyok Mulyadi memberikan ilustrasi soal capaian penurunan kemiskinan.

Menurut Yoyok, saat ini gini ratio di Situbondo 0, 33 persen yang berarti status sedang. Gini ratio Kabupaten Situbondo berada di urutan ke 14 di Jawa Timur. Gini ratio ini sangat penting mengingat menggambarkan kondisi ekonomi masyarakat secara mayoritas.

“Target RPJMD disepakati bersama DPRD. Begitu optimisnya saat kami tepilih, karena saa itu perekonomian sedang bagus. Semakin lama semakin menurun dan saat ini ada pandemi semua anggaran di refocusing. Bukan masalah gagal, tapi itulah yang bisa kami capai sekarang,”ujarnya.

Yoyok Mulyadi juga menyampaikan keberhasilannya membangun Jalan Lingkar Utara (JLU). Pembangunan proyek JLU hanya dianggarkan 500 juta pertahun melalui APBD, namun berkat kerja kerasnya progress pembagunannya sudah hampir selesai.

“Kenapa itu tidak dilihat, apakah itu bukan keberhasilan. Yang kami garap masalah pembangunan,” terangnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.