Dua Kota merupakan projek terbaru dari penyanyi solo dan juga musisi multi-instrumen Gavin Susantio. Dua Kota merilis kisah pertamanya (sebutan lain untuk sebuah lagu), yaitu berjudul “Museum Memori”
Sebelumnya Gavin sudah memasuki industri entertainment sejak usia 10 tahun di 2009 sebagai “Gavin Jackson”, yakni menjadi impersonator dance Michael Jackson. Kemudian pada tahun 2012 ia mengubah stage name-nya menjadi Gavin MJ dengan merilis EP bertajuk SomeOne Like You dan satu buah album yang diberi nama “Satu Hati”. Setelah itu, Gavin memutuskan untuk meninggalkan dunia entertainment ketika ia SMA dan fokus pada pendidikan. Ia melanjutkan pendidikannya di Torreys Honors College pada tahun 2017 mengambil fokus studi pada peminatan 1lsafat dan buku klasik. Lalu di tahun 2023, ia meneruskan pendidikannya lagi S2 di Yale University dengan peminatan yang sama seperti yang ia ambil saat S1, yakni 1lsafat dan buku klasik . Tak hanya itu, di tahun 2023 juga Gavin bertekad kembali ke industri musik dengan mengubah total image dan stage name-nya menjadi “Dua Kota”.
Dua Kota mengadaptasi cerita-cerita dari Great Books menjadi sebuah lagu. Great Books berisi cerita-cerita yang mengubah dunia dari segi literatur dan 1lsafat yang berasal dari Peradaban Kuno Yunani, Timur Tengah dan sebagainya, yang menjadi sumber untuk Dua Kota dalam menulis lirik dan juga membuat lagu. Kisah pertama dari Dua Kota yang berjudul “Museum Memori”, merupakan adaptasi dari buku kumpulan esai yang ditulis oleh Cicero yang bernama “The Good Life”. Buku yang berisi esai tentang hidup yang bajik, pertemanan, seni berpidato dll.
“Museum Memori” yang ditulis Dua Kota mengangkat tema yang berisi pandangan dari Cicero terkait memori antara hubungan pertemanan dan hidup yang bajik. Memori adalah kunci dari segalanya, baik itu moralitas, identitas dan hubungan. Dari memori, manusia menyimpan berjuta kisah dan cerita yang dipajang untuk dikenang di suatu tempat layaknya sebuah museum. Memori yang tersimpan berisi perjalanan dan kenangan dari masa kanak-kanak mengungkit tentang kebaikan, kebenaran dan indahnya sebuah hubungan pertemanan yang bajik.
Kisah pertama “Museum Memori” juga termasuk dari projek besar dari Dua Kota dalam rangka mengajak pendengar untuk menikmati ancient wisdom di dunia modern. Nantinya ia akan membedah kisah-kisah di channel YouTube-nya terkait makna, isi, dan 1lsafat-1lsafat yang ada dalam kisah tersebut. Di lain sisi, bisa dibilang Dua Kota juga merupakan ambassador untuk buku-buku klasik yang mengubah dunia atau biasa dikenal Great Books.
“Museum Memori” juga sebagai gerbang untuk masuk ke kisah-kisah selanjutnya dari Dua Kota di masa depan. Di mana tema “Memori” di kisah ini akan menjadi pusat perjalanan kisah-kisah lain dari Dua Kota nantinya.
Dalam proses pembuatan kisah “Museum Memori” melibatkan musisi senior seperti Ari Prastowo sebagai Music Director dan Ronyrom sebagai Producer. Dua Kota juga melibatkan Lenny Agustin sebagai Executive Producer dalam projeknya. Selain itu, Dua Kota juga menunjuk Rizal Caolo sebagai Vocal Director, Riana Heath (Violinist), dan Dwipa Hanggana Pratala (Cellist) untuk berkontribusi dalam kisah pertama “Museum Memori”.
Kisah “Museum Memori” direkam di Starlight Musik Studio. Dua Kota dibantu oleh Jati Seno (Sound Engineer) saat melakukan proses perekaman Vokal, Violin, dan Cello. Lalu di tahap Mixing, Dua Kota menunjuk Stevano dari Sembunyi Studio untuk memperindah kisah tersebut. Sementara di tahap Mastering, Alex Wharton dari Abbey Road Studio ditunjuk oleh Dua Kota untuk menyempurnakan kisah “Museum Memori” ke tingkat yang lebih tinggi supaya layak dan dapat dinikmati oleh seluruh pendengar. Untuk perihal distribusi dan publikasi, Dua Kota berada di bawah naungan label Ronyrom Music.
“Museum Memori” sekarang dapat dinikmati di semua platforms musik!