WWM- Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan kreatifitas bagi musisi Marcello Tahitoe. Pemenang lima Penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) tersebut menyibukan dirinya dengan membuat rangkaian video musik dengan konsep live performance akustik di rumahnya yang diberi tajuk #dirumahajasession. Awalnya hanya ingin menghibur masyarakat yang sedang dihimbau untuk melakukan social distancing dengan berada di rumah saja, namun dengan totalitas dia pun menyuguhkan 13 Video yang menampilkan hits-hits terbaik selama karir bermusiknya dalam konsep solo akustik yang dia unggah di kanal Youtube pribadinya marcellotahitoe official.
Membawakan beberapa lagu lamanya dengan konsep akustik dengan suasana sendu dan syahdu ternyata memancing kembali sisi mellow seorang Marcello Tahitoe yang kita kenal sudah hijrah ke jalur Rock selama lebih dari 6 tahun terakhir. Transformasi musik ini menghasilkan dua piala Ami Awards untuk kategori Best Solo Rock Artist 2016 dan 2019. Sebelum bertransformasi, dia juga pernah memenangkan AMI Awards untuk kategori Best Male Solo R&B 2005.
Versaitilitas Marcello Tahitoe untuk berkarya di berbagai genre musik kembali tampak di karya terbarunya yang dibalut dengan nuansa slow rock dan diberi judul “Cinta Lama”. Lagu ini memberikan arti yang mendalam bagi seorang Marcello Tahitoe, karena terinspirasi oleh masyarakat yang sedang terpisah satu sama lain akibat pandemi ini. Jarak yang tercipta karena situasi ini menurut dia membangkitkan rasa rindu dan rasa ingin jumpa mendalam yang mungkin tidak dirasakan sebelumnya.
Kehadiran lagu yang relatif ringan namun penuh arti yang mendalam ini ditujukan untuk menghibur telinga seluruh lapisan masyarakat yang sedang bertahan dan berjuang melawan wabah ini. Namun ada satu pertanyaan yang sangat menarik untuk ditanyakan ke Marcello Tahitoe, apakah dia akan kembali seperti “Ello” yang kita kenal dengan karya melankolisnya? … hmmmm.. Sulit untuk menjawab pertanyaan itu. Untuk saat ini biarlah kita menikmati kemellow-an seorang Marcello Tahitoe dengan karya terbarunya “Cinta Lama”.