Pembeli Kian Sepi, Pedagang Pasar Mimbaan Keluhkan Mahalnya Setoran Retribusi

0
395
BhasaFM
ilustrasi

Situbondo- Padagang pasar Mimbaan, Kecamatan Panji, mengeluhkan biaya retribusi yang harus dibayar. Para padagang mengaku tak mampu harus menyetor retribusi 6000 rupiah perhari.

Setoran retribusi dinilai terlalu tinggi, mengingat omzet pedagang terus menurun karena sepinya pembeli. Konon retribusi pasar tersebut mulai dinaikkan sejak ada peralihan pengelolaan pasar ke Dinas Perdagangan.

Menurut Wahyu Sidarta, salah seorang pedagang, kenaikan biaya retribusi pasar sudah berlangsung cukup lama. Setiap lapak pedagang harus membayar retribusi 180 perbulan atau 6000 rupiah perhari.

Wahyu mengaku, keharusan retribusi tersebut sangat berbanding terbalik dengan pendapatan pedagang. Para pedagang kecil sangat terbebani karena pasar selalu sepi pembeli.

Wahyu menambahkan, saat pasar masih dikelola Badan Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah (BPKAD), biaya retrIbusi pasar Mimbaan hanya 1000 rupiah perhari perlapak.

Menurutnya, saat ini para pedagang hanya bisa berjualan sampai jam 20.00, karena lampu di pasar sudah dimatikan. Oleh karena itu, Wahyu meminta Dinas Perdagangan membuat terobosan, agar pasar Mimbaan sebagai pasar tradisional terbesar di kota santri selalu ramai pembeli. Dengan demikian, para pedagang tidak akan kesulitan membayar besarnya biaya retribusi.

Sayangnya, Kepala Disperindag, Tutik Margiyanti, belum bisa dikonfirmasi keluhan pedagang tersebut.  Saat sejumlah wartawan berusaha menghubungi selulernya, namun tidak diangkat.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.