Pemkab Ingin Festival Hodo Dusun Pariopo Go Internasional

0
680
BhasaFM
Pemkab ingin festival hodo bisa go internasional (foto: Zaini Zain)

Situbondo- Masyarakat Dusun Pariopo, Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, menggelar festival pariopo. Festival hodo merupakan kebudayaan warga setempat meminta hujan. Pemkab menginginkan festival hodo bisa go internasional.

Budaya hodo sendiri sudah ada dua abad lebih. Bagi masyarakat Pariopo ritual hodo ini berlangsung setiap musim kemarau untuk meminta turunnya hujan. Konon, budaya hodo merupakan perpaduan antara nilai agama islam, serta kebudayaan masyarakat Madura dan Jawa.

Warga Desa Bantal sangat menikmati festival Pariopo ini. Selain menampilkan hodo, penonton juga dihibur berbagai hiburan musik lokal serta beberapa tarian khas Situbondo.

BhasaFM
Festival Ritual Hodo juga menampilkan tarian khas Situbondo (foto: Zaini Zain)

Menurut Sekretaris Daerah, Syaifullah, Pemkab melalui Dinas Pariwisata menfasilitasi kegiatann festival hodo ini sebagai bentuk apresiasi,  karena masyarakat Dusun Pariopo di Desa Bantal masih terus melestarikan kebudayaan leluhur.

Syaifullah menambahkan, bahwa melalui kebudayaan kehidupan masyarakat  akan lebih beradab, karena ada nilai-nilai norma yang terkandung di dalamnya. Kebudayaan hodo sudah ada sejak tahun 1800 dan hingga kini masih dilestarikan.

Syaifullah mengaku, Pemkab perlu menggelar festival hodo agar para generasi muda bisa mengenalnya dan terus melestarikannya. Syaifullah berharap festival hodo juga dipertontonkan di panggung seni terbuka Dewan Kesenian Daerah, agar semakin banyak masyarakat mengenalnya.

Pernyataan sanada juga diungkapkan Wakil Ketua Komisi II DPRD Situbondo, Hadi Prianto.  Menurut Hadi, festival hodo ini sangat luar biasa. Kedepan harus dikemas lebih baik lagi menjadi festival berskala nasional maupun internasional.

Hadi menambahkan, ritual Hodo merupakan kebiasaan meminta hujan yang terus dilestarikan warga Dusun Pariopo. DPRD dan Pemkab Situbondo akan terus memfasilitasi, agar adat dan istiadat tersebut menjadi icon budaya dan pariwisata.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses