Situbondo- Almarhum Almaghfurlah Kyai Haji Raden As’ad Syamsul Arifin, pendiri, dan pengasuh kedua Ponpes Sukorejo berwasiat, bahwa santri Sukorejo yang sudah bermasyarakat harus melaksanakan minimal satu dari tiga wasiat. Tiga wasiat yang dimaksudkan aktif di Jam’iyah Nahdlatul Ulama’, aktif di lembaga pendidikan, dan aktif memikirkan ekonomi masyarakat.
Pengurus Ponpes Sukorejo yang sudah berkeluarga, mempunyai rumah di sekitar Ponpes Sukorejo, aktif membesarkan jam’iyah nahdlatul ulama’ melalui MWC NU Banyuputih. Rois syuriah MWC NU Banyuputih Ustadz Khairuddin Habsis adalah katib ma’hadul aly Ponpes Sukorejo. Pengurus harian MWC NU Banyuputih juga diamanahkan pada para pengurus Ponpes Sukorejo, baik pengurus di kelembagaan maupun menjadi ustadz ustadzah di madrasah diniyah, maupun menjadi guru di sekolah umum.
Ustadz Haji Rojil Ghufron menuturkan, bahwa ia aktif di tiga tempat pengabdian. Pertama aktif di pengurus harian MWC NU Banyuputih. Kedua aktif di pengurus harian takmir Masjid Jamik Ponpes Sukorejo. Ketiga aktif mengajar di SMP Ibrahimy 1. Menurutnya banyak pengurus Ponpes Sukorejo yang aktif juga di beberapa tempat pengabdian seperti dirinya.
Ustadz Ahmad Khairuddin menuturkan, bahwa ia aktif di empat tempat pengabdian. Pertama aktif di pengurus harian MWC NU Banyuputih. Kedua aktif mengajar di fakultas dakwah prodi KPI Universitas Ibrahimy Ponpes Sukorejo. Ketiga aktif mengajar di Madrasah Ta’hiliyah Ibrahimy Ponpes Sukorejo. Keempat aktif di badan usaha milik Ponpes Sukorejo. Ia juga menambahkan, bahwa aktif di NU adalah wasiat almarhum Almaghfurlah Kyai Haji Raden As’ad Syamsul Arifin yang menjadi salah satu pilihan bagi santri Ponpes Sukorejo, tentunya mengharapkan keberkahan semata.