Situbondo- Ribuan santri Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo, memperingati Hari Santri Nasional. Peringatan hari santri di tengah pandemi dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
Tidak semua santri bisa mengikuti upacara, karena pengurus pesantren hanya membatasi untuk siswa SLTA dan Mahasiswa. Sedangkan untuk siswa SLTP ke bawah, mengikuti pembacaan Yasin dan Tahlil di Mushalla dan Masjid.
Upacara hari santri nasional di halaman Pondok Pesantren Sukorejo diisi dengan pembacaan lima poin Ikrar santri, yaitu berpegang teguh pada akidah, ajaran, nilai, dan tradisi Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Poin kedua, bertanah air satu, tanah air Indonesia. Berideologi negara satu, ideologi Pancasila. Berkonsitusi satu, Undang-Undang Dasar 1945. Berkebudayaan satu Bhinneka Tunggal Ika.
Selanjutnya, para santri juga berikrar selalu bersedia dan siap siaga menyerahkan jiwa dan raga membela tanah air dan bangsa Indonesia, mempertahankan persatuan dan kesatuan nasional serta mewujudan perdamaian dunia. Para Santri menyatakan siap ikut berperan aktif dalam pembangunan nasional mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan lahir dan batin untuk seluruh rakyat Indonesia. Pantang menyerah, pantang putus asa, serta siap berdiri di depan melawan pihak-pihak yang merongrong Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, yang didasari semangat Proklamasi dan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama.
Mahmudi Bajuri yang memimpin pembacaan ikrar santri mengaku, bahwa upacara hari santri juga ditutup dengan lagu Tas Lal Wathon serta lagu Hari Santri Nasional.
“Kami ditunjuk memimpin pembacaan ikrar santri. Sedangkan KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy sendiri mengisi kegiatan pembacaan Yasin dan Tahlil,” katanya.