Situbondo, – Dirjen Perikanan budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Slamet Soebjakto, menyatakan ekspor ikan kerapu ke luar negeri menurun. Pernyataan itu disampaikan saat memberikan bantuan 20 ribu ekor bibit ikan kerapu kepada kelompok pembudidaya keramba apung, di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP), kemairn (04/05).
Menurut Slamet Soebjakto, sudah dua tahun terakhir ini ada penurunan ekspor ikan kerapu ke Hongkong dan China. Penurunan tersebut disebabkan karena permintaan dari dua Negara tersebut yang juga berkurang.
Slamet Soebjakto menambahkan, di Negara tujuan ekspor ikan kerapu, saat ini sedang menerapkan pembatasan mengonsumsi ikan laut yang harganya mahal.
Slamet Soebjakto, membantah penurunan ekspor ikan kerapu, disebabkan karena adanya pembatasan masuknya kapal Asing ke Indonesia. Saat ini kata Slamet, Pemerintah justru memberikan keleluasaan kapal Hongkong masuk ke Indonesia.
Slamet menjelaskan, sebelumnya kapal angkut ikan kerapu asal Hongkong hanya beberapa kali saja masuk ke Indonesia. Namun tahun ini bisa mencapai 12 kali singgah di empat titik atau sesuai izin yang diajukan.
Lebih jauh Soebjakto, mengatakan, dirinya berkunjung ke Balai Perikanan Budidaya Air Payau di Situbondo, karena ingin memonitor pembenihan, mengingat BPBAP merupakan unit Pelaksana Teknis perikanan dan budidaya. Saat ini Kementerian Kalautan dan Perikanan, terus mendorong kegiatan perikanan budidaya termasuk budidaya keramba apung.