Situbondo- KH. Zainulloh Johar, BA. yang biasa dipanggil ustadz Zainul lahir pada hari sabtu 17 april 1950. Beliau putra kesayangan dari H. Jauhari dan Nyai Hadisah. Beliau adalah alumni senior yang cukup lama aktif mendampingi Kyai As’ad, baik ketika masih santri maupun ketika sudah alumni.
Sejak lulus Madrasah Ibtidaiyah di Jember, beliau dipondokkan dan dipasrahkan pada guru besar nahdlatul ulama’, Kyai Haji Raden As’ad Syamsul Arifin Ponpes Sukorejo Situbondo. Meskipun tidak berasrama di tepas, Ustadz Zainul sering dipanggil oleh Kyai As’ad untuk melayani para tamu. Putra kedua beliau, Faishol Amin menuturkan, bahwa sosok yang dikenal dengan Ustadz Zainul ini pernah berhasil mendapatkan gelar BA, sarjana muda di ponpes sukorejo. Kyai As’ad pernah memberi tugas padanya mengajar di Madrasah Ibtidaiyah menjadi wakil kepala keamanan pesantren, dan menjadi guru pembina qiro’ah.
Nyai Hajjah Rosyidatul Mufidah, istri Ustadz Zainul sampai sekarang menuturkan, ustadz pernah dinikahkan dengan Nyai Fatma, putri tokoh Pandean Wonorejo. selama pernikahan yang pertama ustadz menetap di rumah mertua untuk mengajar dan mengayomi masyarakat. Setelah beberapa tahun kemudian terjadi perceraian dengan istri pertama, Ustadz kembali ke ponpes sukorejo melanjutkan pengabdiannya pada Kyai As’ad.
Beberapa tahun kemudian masyarakat Dusun Pandean Desa Wonorejo memohon kepada Kyai As’ad agar Ustadz Zainul kembali ke Pandean untuk mengajar dan mengayomi masyarakat, permintaan itu langsung dikabulkan oleh kyai as’ad. Sebelum berangkat ke Pandean, Ustadz Zainul dinikahkan dengan Ustadzah Rosidah, santriwati asal Secangan Kendit Situbondo. Sejak itulah beliau menetap di Pandean, membangun rumah dan mendirikan Ponpes Miftahul Ulum. Beliau saat ini berumur 69 tahun dan dikaruniai tiga orang putra, Irfan Zainul Fanan, Faisol Amin, dan Faiz Zainuddin. Beliau juga dikaruniai tujuh cucu, namun yang masih hidup lima orang.
Ustadz Zainul pernah melamar menjadi pegawai negeri sipil, yaitu menjadi penghulu, dan diterima. Berita Ustadz Zainul menjadi PNS sampai kepada Kyai As’ad. Kyai As’ad tidak merestui Ustadz Zainul menjadi PNS. Mendengar dawuh Kyai As’ad, Ustadz Zainul mengundurkan diri dari jabatannya sebagai penghulu, dan fokus dengan santri, serta masyarakat.