
Situbondo- Imam Masjid Al-Aqso Palestina, Syaikh Ammar Azmi Ar-Rafati Al-Jailani, mengaku membaca sejarah pondok pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo, sekaligus membaca sejarah perjuangan sosok KHR. As’ad Syamsul Arifin. Hal itu disampaikan saat memberikan tausyiyah pada acara haul majemuk pendiri dan pengasuk pondok pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo, Rabu kemarin.
Berpidato menggunakan bahasa Arab yang diterjemahkan langsung KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy, Syaikh Ammar mengatakan bahwa dirinya mengetahui sepak terjang Kiai As’ad berjuang melawan penjajah, sehingga mendapat anugerah gelar pahlawan nasional.
Tak hanya itu, Syaikh Ammar juga menyampaikan momen bersejarah di Pondok Pesantren Sukorejo, yaitu Muktamar NU ke 27 tahun 1984. Muktamar tersebut dinilai bersejarah, karena menghasilkan salah satu keputusan penting menjaga keutuhan bangsa Indonesia yaitu penerimaan asaz tunggal Pancasila.
“Syaikh Amar mengaku sudah membaca sejarah pondok pesantren Sukorejo termasuk perjuangan pahlawan nasional Kiai As’ad,” ujar Kiai Azaim menerjemahkan pidato Syaikh Ammar.
Selain itu, Syaikh Ammar juga memuji tiga pondasi nilai pesantren Sukorejo yang diletakan KHR. Achmad Fawaid As’ad. Tiga nilai pondasi tersebut yaitu pembelajaran Al-Qur’an, pembelajaran Kitab kuning dan Akhlak.
Dijelaskan, Santri Pondok Pesantren Sukorejo diajari membaca al-Qur’an dengan baik. Bahkan pondok pesantren Sukorejo secara khusus memiliki lembaga tahfidzul Qu’ran atau pondok khusus bagi penghafal Al Qur’an. Syaikh Ammar yang sudah beberapa hari ini berada di pondok pesantren Sukorejo, memuji para santri tahfidz karena sangat cepat menghafal al Qur’an.
“Syaikh Ammar juga melihat pembelajaran kitab kuning di pondok Sukorejo. Melalui kitab-kitab kuning tersebut para santri bisa memperoleh keilmuan yang cukup baik,” ujarnya.
Tak kalah pentingnya, ilmu akhlakul karimah benar-benar ditanamkan di pondok pesantren Sukorejo. Dalam bersikap para santri sangat luar biasa, hal itu terlihat dari cara mereka bergaul antara yang muda dengan yang tua, antara para santri dengan para guru.
Reporter: Zaini Zain