Situbondo- Tari Landhung digelar secara massal di alun-alun Besuki, Minggu sore kemarin. Ratusan guru TK bersama siswa Sekolah Dasar turut memeriahkan Hari Jadi Besuki (HJB) ke-255.
Penampilan tari landhung yang merupakan ikon kebudayaan masyarakat Situbondo mendapat sambutan antusias warga. Sebelumnya, juga digelar ritual Bupak-Bumi sebagai bentuk syukur atas hasil bumi.
Ancak agung berisi hasil bumi di pajang di tengah alun-alun Besuki. Usai menyaksikan penampilan tari landhung, warga pun menyerbu ancak agung berebut mendapatkan hasil bumi.

Menurut Ketua HJB ke 255 Gus Barrun Khoironi, penampilan tari landhung secara massal ini, merupakan rangkaian kegiatan Hari Jadi Besuki yang akan berlangsung hingga 23 September mendatang.
Barrun mengaku, kegiatan yang ditampilkan HJB semuanya merupakan khas lokal. Ada juga kegiatan festival “Jhukok Tono” serta kirab budaya dan apresiasi jajanan kuliner.
Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Daerah Situbondo, Edy Supriyono, mengaku bangga karena tari landhung sudah sangat populer di kalangan masyarakat. Berbagai event pemerintahan maupun kebudayaan hampir selalu ada penampilan tari landhung.
Edy Supriyono menambahkan, Dewan Kesenian bersama Pemkab Situbondo, melakukan sosialisasi tari landhung melalui berbagai event. Bahkan ada beberapa sekolah memperagakan tari landhung setiap pagi sebelum siswanya masuk sekolah.
Menurut Edy Supriyono, Tari landhung ini merupakan ikon kebudayaan masyarakat Situbondo. Tari landhung digali dari latar belakang kebudayaan masyarakat Situbondo yang berasal dari suku Madura dan Jawa. Tari Landhung juga bisa bermakna memanjang, mengambarkan letak geografis Kabupaten Situbondo sepanjang 150 Kilometer dari paling barat Kecamatan Banyuglugur hingga Kecamatan Banyuputih.