Situbondo- Bank Sampah Jaya Pintu Lima mulai terasa manfaatnya bagi warga setempat. Selain menjadi tempat usaha daur ulang sampah menjadi kerajinan menarik dan bernilai ekonomi tinggi, kesadaran menjaga lingkungan juga cukup tinggi dengan cara tidak membuang sampah sembarangan.
Belakangan ini banyak warga manfaatkan sampah untuk bersedekah, karena hasil sedekah sampah tersebut digunakan lagi untuk kegiatan masyarakat seperti baksos lingkungan. Selain itu, hasil sedekah sampah juga digunakan memberikan bingkisan lebaran setiap tahunnya kepada anggota.
Ketua Bank Sampah Jaya Pintu Lima, Rini Yuli Astutik, mengatakan, saat ini sudah ada 100 anggota di dua RT bergabung di Bank Jaya Pintu Lima. Dari jumlah tersebut yang aktif menabung ada sekitar 65 orang.
“Aktif menabung itu artinya setiap minggu selalu menabung sampah. Hasilnya dibagikan setiap tahunnya kepada anggota,” katanya, Minggu, 8 Agustus 2021.
Rini menambahkan, Bank Sampah Jaya Pitu menyediakan anggotanya untuk menabung, barter atau sedekah. Untuk barter, anggotanya bisa menukar sampah dengan sembako. Bahkan banyak anak-anak juga menukar sampah organik dengan jajan.
Menurut Rini, saat ini anggotanya lebih banyak bersedekah sampah ketimbang menabung. Hasil sedekah sampah itu dikembalikan lagi kepada masyarakat, seperti untuk bakti sosial maupun membeli bingkisan hari raya. Untuk pendapatan menabung bervariasi. Ada beberapa anggotanya mendapatkan 3 jutaan setahun dari hasil menabung sampah organik.
“Kalau hasil tabungan sampah tidak sama, ada yang besar ada juga yang kecil, bergantung seberapa banyak sampah yang ditabung,” ujarnya.
Selain itu, Bank Sampah Jaya Pintu Lima juga menjadi tempat warga berkreatifitas, yaitu mendaur ulang sampah menjadi berbagai aksesoris menarik, seperti tas, kursi, tikar, taplak meja maupun fashion. Untuk tas yang terbuat dari daur ulang sampah, harganya bervariasi mulai 60 ribu hingga 250 ribu.
“Sejak pandemi produksi daur ulang sampah berkurang karena warga tak bisa berkumpul. Anggotanya mengerjakan kerajinan daur ulang di rumah, jadi kurang produktif tidak seperti saat ngerjakan bareng-bareng,” terangnya.
Rini menjelaskan, untuk membuat satu tas cukup dengan 40 plastik. Sedangkan untuk tas yang terbuat dari bungkus kopi kemasan memerlukan 250 bungkus. Cara membuatnya juga cukup mudah dan hanya butuh waktu sekitar 3 hari.
“Kalau bikinnya cepat, tiga hari bisa selesai. Yang lama mengumpulkan bahan yang sama, misalnya dari bungkus kopi, jadi harus motifnya sama dari bungkus kopi yang seperti itu,” terangnya
Bank Sampah Jaya Pintu Lima mendapat SK pendirian sejak 2017. Selama itu pula, Bank Sampah ini sudah mendapatkan beberapa penghargaan ditingkat kelurahan hingga Kabupaten. Saat ini, Bank Sampah Jaya Pintu Lima butuh gudang penyimpanan sampah, mengingat banyaknya tabungan sampah maupun sedekah sampah dari anggotanya.
Dijelaskan, saat ini banyak kelompok ibu rumah tangga belajar mendaur ulang sampah menjadi kerajinan menarik dan bernilai ekonomi tinggi.
“Saya sering diundang jadi narasumber. Kalau ada yang mau belajar silahkan datang ke tempat kami. Kalau sekarang masih pandemi jadi tidak bisa kumpul-kumpul,” terangnya.
Reporter: Zaini Zain