Situbondo- Tingginya penderita HIV ADIS di Situbondo mendapat perhatian serius berbagai elemen masyarakat. Sejak 2010 hingga 2019, tercatat 1. 530 warga terpapar HIV-AIDS, dan sebagian dari mereka sudah meninggal dunia.
Puluhan organisasi di Situbono menggelar acara kumpul-kumpul, sekaligus menyatakan berkomintmen ikut melakukan pendampingan terhadap ODHA atau Orang Dengan HIV-AIDS, Jum’at sore kemarin.
Acara kumpul-kumpul yang di prakarsai LPM Merak itu dihadiri Wakil Bupati Yoyok Mulyadi serta sejumlah organisasi kepemudaan, organisasi sosial keagamaan serta organisasi profesi. Semua bersepakat peduli pengidap HIV ADIS.
Menurut Wakil Bupati Yoyok Mulyadi, dirinya sangat prihatin menularnya virus HIV-AIDS di Situbondo. Sebagian dari penderita merupakan korban, karena mereka sendiri hanya tertular. Bahkan ada seorang ibu rumah tangga hampir meninggal karena tertular HIV-AIDS dari suaminya.
Wabup mengajak semua elemen untuk peduli terhadap ODHA, membantu Dinas Kesehatan mendampingi penderita baik secara medis dan psikis. Menurutnya, tak boleh ada perlakukan diskriminasi terhadap ODHA, karena HIV-ADIS hanya penyakit biasa dan bisa menular melalui hubungan khusus.
Sementara itu, programer HIV-AIDS Dinkes Situbondo, Heryawan mengaku, saat ini jumlah penderita HIV-AIDS meninggal dunia di Situbondo sudah menurun drastis, karena sistem pengobatan imunitas penderita sudah cukup bagus. Penderita bisa mendapatkan obat ARV dengan mudah dan gratis di enam Puskesmas di Situbondo.
Menurut Heryawan, Dinkes menemukan 247 penderita baru tahun ini, terdiri 60 persen HIV dan 40 persennya lagi sudah mengidap AIDS. Dari jumlah tersebut meninggal dunia hanya 10 orang. Selebihnya memiliki progres pengobatan kekebalan tubuh yang semakin bagus.
Heryawan menambahkan, penularan penyakit TBC sebenarnya jauh lebih berbahaya dibandingkan pengidap HIV-ADIS. Sebab penularan HIV-AIDS hanya melalui hubungan tertentu, seperti seks bebas maupun jarum suntik. Sedangkan penyakit TBC bisa menular melaui kontak langsung saat berkomunikasi.
Heryawan mengaku bersyukur banyak organisasi di Situbondo peduli terhadap penderita HIV-AIDS. Dukungan tersebut tidak hanya meringankan tugas Dinkes, melainkan akan sangat membantu memulihkan psikolgi penderita.