Situbondo- Kampung blekok sepertinya masih menjadi salah satu favorit ekowisata alam. Destinasi wisata di yang berada di Dusun Pesisir Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, cukup ramai pengunjung sejak lokasi wisata kembali dibuka di masa pandemi.
Sejak Januari hingga Februari tercatat ribuan wisatawan berkunjung ke Kampung Blekok. Mereka datang dari berbagai daerah untuk menyaksikan pesona harmoni ekowisata alam di kawasan pesisir desa Klatakan tersebut.
Menurut Nur Hayati, salah seorang pengunjung asal Banyuwangi, dirinya sudah dua kali datang ke Kampung Blekok. Dirinya selalu membawa keluarga besarnya untuk berwisata di kampung blekok, melihat ribuan burung bangau di tengah lebatnya hutang mangrove.
“Saya sudah dua kali datang kesini. Tempatnya asyik dan sangat mengesankan, apalagi di kampung blekok sudah dilengkapi berbagai sarana pendukung,”kata Nur Hayati.
Kampung blekok merupakan salah satu destinasi wisata yang baru diluncurkan Pemkab Situbondo 2018 silam. Kampung blekok diambil dari nama burung bangau yang biasa warga setempat menyebutnya burung blekok. Kampung blekok terdiri dari hamparan hutan mangrove sekitar 6 hektar lebih.
Dari beberapa sumber disebutkan, hutan mangrove di kampung blekok diperkirakan berjumlah 12 ribu lebih pohon. Ada 11 macam burung bangau di kampung blekok dan konon ada 3 jenis burung bangau diantaranya masuk kategori dilindungi, yaitu Burung jenis Kuntul Kecil (Egretta garzetta), Kuntul Kerbau (Bubulcus ibis) dan Gajahan Pengala (Numenius phaeopus).
Sejak ditetapkan menjadi ekowisata, kampung blekok dilengkapi berbagai sarana pendukung, termasuk jembatan kayu di tepi hutan mangrove hingga muara sungai. Dari sinilah para pengunjung dapat melihat panorama alam hutan mangrove dan burung bangau. Di lokasi juga dilengkapi café serta spot foto dan tempat penangkaran burung bangau (blekok).
Menurut Kabid Pariwisata Pemkab Situbondo, Dian Pramusinta, sejak Januari hingga februari 2021 tercatat ada 2.437 orang pengunjung kampung blekok. Pengunjung yang datang ke kampung blekok tidak hanya ingin berwisata, sebagian dari mereka berasal dari perguruan tinggi untuk melakukan penelitian.
“Selama masa pandemi kami menerapkan protokol kesehatan. Selain harus mengenakan masker, para pengunjung juga disediakan tempat cuci tangan di pintu masuk dan sekitar kampung blekok,” katanya
Dian menambahkan, waktu terbaik berkunjung ke kampung blekok di pagi hari atau sore hari. Pengunjung asal luar kota bisa menginap di homestay milik warga setempat.
“Untuk jumlah total kunjungan wisata ke Situbondo sejak Januari hingga Februari 2021 sebanyak 38.277. Terbesar pengunjung wisata bahari pasir putih. Untuk 2020 jumlah total kunjungan wisata ke Situbondo mencapai 329.349,” ujarnya.
Reporter: Zaini Zain