Situbondo, bhasafm.co.id- Zubdatul Widedi Jamiliah (21) warga Desa Tenggir, Kecamatan Panji, Situbondo, menceritakan kronologi tenggelamnya Kapal Layar Motor Fajar Lorena Safari di Perairan Madura Situbondo.
Saat itu cuaca buruk, ombak sangat tinggi dan beberapa kali menghantam kapal. Perjalanan dari Pelabuhan Sapudi, Kabupaten Sumenep, Madura ke Pelabuhan Kalbut, Situbondo telah ditempuh sekitar 2 jam. Diperkirakan, 2 jam lagi akan sampai di Pelabuhan Kalbut.
Tiba-tiba mesin kapal mati. Kapal yang membawa sebanyak 73 orang penumpang itu terombang-ambing hampir satu jam di tengah lautan dengan kondisi cuaca buruk. Puluhan penumpang termasuk ABK dan 10 orang penumpang anak-anak ini hanya bisa pasrah, dengan menggunakan jaket pelampung berwarna oranye.
Sudah banyak air laut yang masuk kapal dikuras, namun air laut terus saja memenuhi kapal, membuat penumpang ketakutan. Zubdatul mengaku, dirinya bersama penumpang lainnya termasuk almarhum ayahnya, Ahmad Sunni (54) minum air laut bercampur solar karena tingginya ombak yang menghantam kapal.
Saat pasrah itulah, Kapal Tanker MT Berlian Selatan milik Pertamina melintas. Para ABK yang terus berupaya menyelamatkan penumpang akhirnya melakukan evakuasi puluhan penumpang ke kapal tanker tersebut.
Evakuasi berlangsung dramatis, menegangkan, karena masih banyak penumpang yang belum berhasil dievakuasi ke kapal tanker, kapal sudah tenggelam. Puluhan penumpang mengapung di lautan lepas. Satu penumpang atas nama Mahnia (65) warga Desa Parambanan, Kecamatan Gayam, Kabupaten Sumenep, hilang terbawa arus laut. Dua orang meninggal karena hipotermia, salah satunya adalah ayah Zubdatul, Ahmad Sunni.
Butuh waktu sekitar 2 jam melakukan evakuasi penumpang kapal kayu Fajar Lorena Safari ke Kapal Tanker MT Berlian Selatan. Zubdatul mengaku lega setelah dievakuasi ke kapal tanker. Namun ia harus menjaga ayahnyanya, Ahmad Sunni yang mengeluh kedinginan.
Sesampainya di Pelabuhan Jangkar, Ahmad Sunni langsung dilarikan ke RSUD Asembagus menggunakan mobil ambulance yang telah siap di sisi Pelabuhan Jangkar. Namun sayang, Ahmad Sunni meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit milik pemerintah itu.
Zubdatul berharap, peristiwa kapal tenggelam yang mengangkut masyarakat kepulauan ini tidak kembali terjadi. Sehingga tidak ada lagi ayah-ayah yang meninggal karena hipotermia dan hal lainnya.
Diinformasikan sebelumnya, KLM Fajar Lorena Safari adalah kapal kayu tradisional yang biasa mengangkut masyarakat kepulauan di Kabupaten Sumenep, menuju Situbondo melalui Pelabuhan Kalbut atau Jangkar.
Kapal kayu ini berangkat dari Pelabuhan Sapudi, Kabupaten Sumenep, Madura sekitar pukul 10:15 WIB. Dan sekitar pukul 12:00 WIB atau separuh perjalanan, mesin mati dan lambung kapal bocor yang akhirnya tenggelam.
Tim SAR gabungan sejak Senin (9/12) melakukan pencarian korban hilang. Namun hingga berita ini diturunkan, korban hilang atas nama Ibu Mahnia (65) belum ditemukan.