Situbondo- Pedagang jajanan tradisonal menyambut gembira dibukanya kembali Car Free Day. Mereka mengaku sempat terpuruk karena omzet dagangannya menurun drastis selama masa pandemi.
Para pedagang menginginkan arena CFD setiap minggunya diteruskan, karena bisa menjadi tambahan pemasukan bagi pedagang. Hanya saja keinginan pedagang tersebut masih akan menunggu hasil evaluasi, mengingat masih dijumpai pengunjung berkerumun dan tidak mengenakan masker.
Menurut Pujiatina, sebagai pedagang keberadaan CFD sangat membantu usahanya, karena selama masa pandemi omzet dagangannya turun drastis. Sebelum pandemi omzet penjualan dagangannya bisa mencapai 150 ribu perhari dan turun menjadi 20 ribu perhari di masa pandemi.
“Sangat gembira CFD dibuka lagi karena bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Kami akan mematuhi protokol kesehatan,” kata Pujiatina, salah seorang pedagang jajanan tradisional, Minggu, 25 Oktober 2020
Pujiatina merupakan pedagang jajanan tradisional seperti apem, cennil dan beberapan jenis jajanan lainnya. Meski jadi korban dampak Covid-19, Pujiatina mengaku tak mendapat bantuan Bampres ekonomi produktif sebesar Rp 2,4 juta dari Pemerintah.
“Saya dari dulu jualan jajanan tradisional. Saya gak dengar kalau ada bantuan bagi pelaku usaha UMKM,” katanya
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Pemkab Situbondo, Abdul Kadir mengaku, dibukanya kembali CFD masih uji coba. Pihaknya bersama instansi terkait lainnya akan melakukan evaluasi untuk memastikan CFD dilanjutkan atau dihentikan.
“Kita sudah menerapkan protokol kesehatan Covid dengan cara mengatur jarak pedagang. Yang sulit diatur pengunjungnya dan itu akan kita evaluasi,” ujarnya
Abdul Kadir mengaku pihaknya sudah mengatur jarak pedagang masing-masing tiga meter. Selain itu, ada petugas gabungan berjaga bertugas mengingatkan pengunjung mengenakan masker.
“Saya belum bisa memastikan karena evaluasi CFD ini melibatkan banyak pihak,” ujarnya