Situbondo- Sebanyak 43 komunitas di Situbondo melakukan aksi damai, memperingati hari AIDS se dunia, Sabtu sore kemarin. Selain diikuti puluhan komunitas, aksi damai juga diikuti para pelajar dan mahasiswa.
Mereka berkampanye bahaya HIV AIDS di 13 titik kawasan perkotaan. Setiap lokasi aksi damai dilengkapi satu mobil ambulance dengan bunyi sirine pertanda bahaya HIV AIDS. Selain memberikan stiker dan kipas berisi himbauan tentang bahaya HIV AIDS, puluhan komunitas juga mengajak masyarakat tidak mengucilkan para penderita.
Selain itu, sejumlah ODHA atau Orang Dengan HIV ADIS dari Banyuwangi dan Situbondo, juga ikut aksi damai peringatan AIDS dunia. Mereka kampanye turun ke jalan tanpa mengenakan penutup wajah, membuktikan bahwa penderita HIV bisa kembali normal jika mau berobat dan rutin meminum obat.
Ketua pelaksana kegiatan, Nasrullah mengatakan, pihaknya menginiasi aksi damai besar-besar saat peringatan hari AIDS dunia, agar semua masyarakat menjahui penyakit HIV AIDS, sekaligus tidak mengucilan penderita dari lingkungannya.
Pria yang akrap dipanggil Ra Ayung itu mengaku, bahwa pencegahan HIV AIDS harus dilakukan secara bersama-sama oleh semua komponen masyarakat. Menurutnya, penyakit AIDS memang kompleks karena berhubungan dengan perilaku menyimpang, seperti jadi pegguna narkoba maupun melakukan hubungan seks bebas dengan gonta-ganti pasangan.
Pernyataan senada diungkapkan Wakil Bupati Situbondo, Yoyok Mulyadi. Wabup yang ikut turun langsung ke jalan mengaku, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk terus mencegah penularan HIV AIDS.
Menurut Yoyok, Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama menyelesaikan masalah HIV AIDS, agar tak semakin banyak korban yang tertular. Sejak 2010 hingga 2019 ini, sudah ada seribu lebih penderita HIV ADIS di Situbondo. Sebagian penderita bisa tertolong, namun sebagian lagi tak bisa diselamatkan.