Situbondo-Masih rendahnya cakupan imunisasi difteri di sejumlah daerah Jawa Timur, mendapat perhatian serius United Nations Children`s Fun (UNICEF). Bersama Universitas Air Langga Surabaya, UNICEF menggelar Forum Group Discussion (FGD) Vaksin Difteri.
FGD bertema “Imunisasi, Jalan Menjaga Aset Masa Depan Generasi” berlangsung di hotel Aston Jember, melibatkan puluhan jurnalis se tapal, Selasa kemarin. FGD merumuskan beberapa langkah strategis agar cakupan vaksin difteri tercapai.
Forum Silatur Rahim Jurnalis Harian Situbondo (Rumah Satu), meminta setiap Dinas Kesehatan berinovasi melakukan vaksin difteri. Mengingat pentingnya vaksin untuk menjaga kekebalan tubuh.
Di Jawa timur banyak daerah mengalami KLB difteri. Sayangnya, sejauh imunisasi vaksin difteri terkesan hanya jadi kegiatan rutin petugas medis di posyandu dan sekolah, bukannya menjadi kebutuhan masyarakat.
Oleh karena itu, Rumah Satu menginginkan adanya inovasi penyampaian sosialisasi ke masyarakat, untuk menyelamatkan para generasi dari penyakit difteri. Rumah Satu mengusulkan Dinkes mengoptimalkan inovasi sosialisasi melalui Homeless Media atau media tampa ruang, seperti facebook, IG, WA dan media social lainnya.
Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah Pulau Jawa, Arie Rukmantara, mengatakan, pada tahun 2017 perhatian masyarakat Indonesia dikagetkan adanya 954 kasus difteri yang terjadi di 170 kabupaten,kota tersebar di 30 provinsi. Dari jumlah kasus difteri tersebut sebanyak 44 orang di antaranya meninggal dunia.
Arie Rukmantara menambahkan, suatu wilayah dikatakan mengalami Kejadian Luar Biasa atau KLB difteri, jika ditemukan minimal satu kasus terduga difteri. Dengan KLB difteri di berbagai daerah, maka harus segera dilakukan ORI atau Outbreak Response Immunization.
Arie Rukmantara mengaku, kesehatan merupakan aset paling mahal dan harus benar-benar bisa dijaga.Salah satu benteng paling kuat untuk kesehatan adalah imunisasi. Kekebalan tubuh yang bisa tercipta untuk membentengi berbagai serangan penyakit.
Oleh karena itu kata Arie Rukmantara,kegiatan FGD Vaksin Difteri melibatkan kalangan jurnalis Tapal Kuda, karena ingin mendapat masukan para jurnalis untuk menyosialisasikan pentingnya vaksin difteri kepada masyarakat.