SITUBONDO– Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melalui Kepala Bakorwil V Jember, Imam Hidayat, memuji pelaksanaan Situbondo Ethnic Festival (SEF) yang diselenggarakan Pemkab Situbondo, Sabtu, 26 November 2022. Khofifah sendiri tidak bisa hadir langsung ke Kabupaten Situbondo karena sedang menjalankan tugas di luar negeri.
Menurut Imam Hidayat, Gubernur Jawa Timur menyampaikan apresiasi kegiatan SEF di Kabupaten Situbondo. Dikatakan, event-event budaya lokal harus terus digaungkan untuk menanamkan kecintaan masyarakat terhadap budaya nusantara.
“Ibu Gubernur mohon maaf tidak bisa hadir langsung karena ada tugas ke luar negeri,” ujar Imam Hidayat dalam sambutannya mewakili Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pada acara Situbondo Ethnic Festival, Sabtu, 26 November 2022.
Dikatakan, Situbondo Ethnic Festival yang dihadiri peserta dari sejumlah Provinsi di Indonesia, diharapkan akan berdampak positif terhadap pengembasangan pariwisata budaya nusantara serta menjadi penggerak ekonomi yang sempat lesu akibat pandemi Covid-19.
“Situbondo Ethnic Festival ini baru pertama kali digelar dan sukses pelaksanaannya. Event seperti ini tentunya akan memberikan dampak positif dari berbagai sektor terhadap daerah atau tuan rumah. Semoga ini bisa menginisiasi kebangkitan ekonomi yang sempat terganggu dengan pandemi,” katanya.
Sementara itu, pembina sanggar seni tari Kazaki Art School Makasar, G. Dion, mengaku bangga bisa tampil di acara Situbondo Ethnic Festival. Ia mengaku senang bisa bertemu dengan para seniman dari daerah lain dan berharap kegiatan serupa bisa kembali digelar tahun depan di Situbondo.
“Baru kali ini ke Jawa Timur tepatnya ke Situbondo. Kami berterima kasih karena diundang dan diberi kesempatan bisa tampil di SEF ini. Kami senang bisa bertemu warga Situbondo,kotanya indah dan masyarakatnya ramah,” tuturnya.
Menurut Dion, timnya menampilkan kolaborasi tari empat etnik terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu etnis Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar. Dirinya melakukan aransemen ulang aliran seni tari kolosal tanpa menghilangkan keasliannya.
“Untuk jenis tari di Makassar banyak versi dan kami mengembangkan dengan versi kami sendiri tanpa menghilangkan pakem tari aslinya. Tari-tarian yang kami tampilkan dipengaruhi empat etnik terbesar di Sulsel, ” ujarnya.