Situbondo- Pemkab Situbondo menerima penghargaan sebagai Kabupaten yang memiliki program kepedulian terhadap perlindungan perempuan dan anak. Penghargaan diberikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada Bupati Situbondo, Karna Suswandi, Minggu kemarin.
Penghargaan diberikan bersamaan dengan peringatan hari ibu ke 93, bertempat di ballroom Paseban Sena Kabupaten Probolinggo. Hanya ada lima Kabupaten di Jawa Timur menerima penghargaan ini. Pemkab Situbondo dinilai memiliki program peduli terhadap perlindungan perempuan dan anak melalui Unit Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA).
Bupati Situbondo, Karna Suswandi mengaku bersyukur atas penghargaan tersebut. Ia berharap, kedepan perlindungan terhadap perempuan anak harus terus ditingkatkan dengan melibatkan lintas sektoral.
“Alhamdulillah, penghargaan ini berkat kerja keras kita semua. Penghargaan ini diberikan karena Kabupaten Situbondo memiliki perhatian khusus terhadap perlindungan perempuan melalui UPT PPA (Unit Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak),” katanya.
Menurut Karna Suswandi, keberadaan UPT PPA harus terus berinovasi agar kinerjanya semakin dirasakan masyarakat, mengingat terbentuknya UPT PPA sebagai upaya mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“UPT PPA tak hanya melakukan pencegahan melainkan memberikan pendampingan terhadap para korban. Selama ini kinerja UPT PPA sudah cukup baik sehingga berdampak penurunan jumlah kasus,” tuturnya.
Sementara itu, jumlah kekerasan perempuan dan anak di Kabupaten Situbondo menurun drastis selama 2021. Pada 2020 jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak sebanyak 61 kasus, kini turun menjadi 47 kasus di tahun 2021.
Menurut Kepala Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak Pemkab Situbondo, Imam Hidayat, saat ini UPT PPA memiliki program “Sahabat Santri”. Program ini merupakan salah satu inovasi melindungi anak usia dibawah umur dari pengaruh penggunaan smartphone. Pesatnya perkembangan teknologi informasi sangat mempengaruhi perilaku bahkan berdampak pula terhadap eksploitasi anak.
“Sampai saat ini secara khusus anak-anak jadi korban pengaruh penggunaan smartphone masih belum ada. Kami terus bergerak melakukan edukasi dan pencegahan melalui berbagai kegiatan yang berhubungan dengan anak,” ujarnya.
Reporter: Zaini Zain