Cerita KH.Muhammad Nasrullah, Warga Tionghoa Yang Diislamkan Kiai As’ad

0
1009
bhasafm
KH.Muhammad Nasrullah, Pondok Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo, KH.R.As’ad Syamsul Arifin, Warga Tionghoa Yang Diislamkan Kiai As’ad, perjalanan spritual dirinya, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia

Situbondo- Sosok KH.Muhammad Nasrullah menjadi perhatian ribuan santri saat hadir menjadi penceramah di Pondok Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo, Senin, 18 Oktober lalu. Pasalnya, KH.Nasrullah ternyata seorang muallaf  yang diislamkan KH.R.As’ad Syamsul Arifin.

Saat ini, KH. Muhammad Nasrullah sedang membangun pondok pesantren di Desa Gentong, Kecamatan Taman Kerocok, Kabupaten Bondowoso. Tak hanya jadi perhatian santri, sosok KH.Muhammad Nasrullah juga jadi perhatian warganet. Berselang 22 jam video ceramahnya diunggal di chanal Youtube S3TV sudah ditoton 2,8 ribu netizen.

Dalam ceramahnya, KH.Muhammad Nasrullah mengisahkan perjalanan spiritual dirinya dan kedua tuanya yang merupakan keturunan asli Tionghoa. Orang tuanya masuk islam melalui KH. R.As’ad Syamsul Arifin pada 3 Maret 1984. Semula nama KH.Muhammad Nasrullah sendiri adalah Wie Chinhay, Namun,  sejak kedua orang tuanya masuk Islam, namanya ikut dirubah menjadi Muhammad Nasrullah.

“Saya 100 persen asli keturunan China. Bapak dan Ibu saya agamanya Katolik. Alhamdulillah saya diselamatkan dari kekufuran setelah diislamkan Kiai As’ad,” katanya, dikutip dari Youtube S3TV.

KH.Muhammad Nasrullah menceritakan ayahandanya sejak masuk agama islam. Ayahandanya kerap membawanya silaturrahim kepada para ulama, termasuk selalu suwan kepada Kiai As’ad.

Saat ini, KH. Muhammad Nasrullah selain mendirikan pesantren, juga aktif menjadi pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia. Ia meminta para santri, agar terus menebarkan syiar islam, karena saat ini banyak orang mengalami sesat berfikir karena belajar ilmu agama melalui medsos dan tidak jelas sanad keilmuannya.

“Ini tugas para santri meluruskan ajaran agama, karena sanad keilmuan santri jelas menyambung kepada Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam,” terangnya.

Reporter: Zaini Zain