Kakek Asuri, 68 Tahun Jadi Pedagang Ayam Keliling Gunakan Sepeda Pedal

0
820
bhasafm
Kakek Asuri, selama 68 tahun jadi pedagang ayam keliling menggunakan sepeda pedal (1) (Foto: Zaini Zain)

Situbondo- Para pedagang ayam di pasar hewan Besuki pasti mengenal sosok yang satu ini. Namanya Asuri, (80), warga Dusun Krajan, Desa Jetis, Kecamatan Besuki. Kakek Asuri bisa dibilang pedagang ayam tertua, karena sudah 68 tahun menjadi pegang ayam keliling.

“Saya jadi pedagang ayam sejak 1953. Setiap hari berkeliling  ke kampung-kampung mencari orang yang mau jual ayamnya,” kata kakek dengan tujuh orang anak itu.

Uniknya, sejak dulu hingga kini Kakek Asuri tetap menggunakan sepeda pedal. di usianya yang sudah mulai senja, tak menyurutkan dirinya untuk tetap bekerja keras. Setiap pagi ia berkeliling mengayuh sepeda pedalnya mencari orang yang mau jual ayam.

bhasafm
Kakek Asuri, sedang memagang ayam dagangnya (2) (Foto: Zaini Zain)

“Alhamdulillah masih sehat dan tetap kuat mengayuh sepeda pedal setiap hari. Hasilnya jadi pedagang ayam tak seberapa, tapi bagi saya yang penting ada pemasukan setiap harinya,” kata kakek yang mengaku sudah cukup lama ditinggal mati sang istri.

Kakek Asuri mengisahkan perjalanan hidupnya selama kurang lebih 68 tahun jadi pedagang ayam. Kakek Asuri mengaku menjadi pedagang ayam sejak masih pujang. Ketika sudah menikah, ia mulai menjual ayam ke Pasar Panji karena ingin mendapatkan keuntungan lebih besar.

Meski jarak dari Kecamatan Besuki ke Pasar Panji sekitar 60 Kilometer, Kakek Asuri membawa ayam dagangannya menggunakan sepeda pedal. Ia berangkat sekitar pukul 5 pagi dan baru sampai pasar Panji sekitar pukul 9 atau pukul 10 pagi.

“Kalau sekarang sudah gak kuat lagi kalau harus pergi ke pasar Panji. Ayam yang dibelinya dari warga dijualnya kembali di pasar hewan Besuki. Dulu, jam 10 malam saya masih di pasir putih perjalanan pulang ke Besuki,” kenangnya.

Kakek Asuri berpesan, pekerjaan apapun harus dilakukan secara  istiqomah untuk mendapatkan rejeki yang halal. Dengan menjadi pedagang ayam, dirinya bisa menghidupi keluarga besarnya.

“Sekarang saya tinggal dengan anak setelah sang istri meninggal. Saya sudah punya banyak cucu dan semuanya sudah sekolah di beberapa pondok pesantren,” pungkasnya.

Reporter: Zaini Zain

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.