Rini Yuliastutik, Belasan Tahun Jadi Pejuang Daur Ulang Sampah Plastik

0
553
BhasaFM
Rini Yuliastutik saat menjelaskan cara membuat sampah plastik menjadi ekobrik di Bank Sampah Jaya Pintu Lima (foto: Zaini Zain)

Situbondo- Warga Situbondo mungkin tak banyak mengenal sosok perempuan yang satu ini. Namanya Rini Yuliastutik, warga lingkungan Dam Pintu Lima RT 4 RW 3, Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji.

Sudah 13 tahun ini, Rini Yuliastutik menjadi pejuang sampah plastik. Bagi anggota Bank Sampah Jaya Pintu Lima, Rini Yuliastutik disebut pejuang sampah daur ulang, karena ditangannya sampah bisa dikelola menjadi barang bernilai ekonomi tinggi.

Rini Yuliastutik sukses mengubah polusi menjadi solusi. Menjadikan sampah plastik menjadi tas dan peralatan lainnya. Bahkan kerajinan tas daur ulang sampah plastik,  sudah dikirim ke luar daerah.

Menurut Rini Yuliastutik, dirinya mulai mengeluti sampah sejak 2006 silam, karena mengaku khawatir melihat sampah plastik yang berserakan.  Saat itu, Rini pernah belajar cara mengelola sampah di Yogyakarta, kemudian mengenalkannya kepada warga di lingkungannya. Meski sempat menuai cibiran, namun lambat laun Rini berhasil meyakinkan warga setempat untuk ikut mengelola sampah plastik.

BhasaFM
inilah tas hasil daur ulang sampah Bank Sampah Jaya Pintu Lima (foto: Zaini Zain)

Rini  mengatakan, sejak 2011 dirinya mulai merintis secara mandiri Bank Sampah Jaya Pintu Lima. Nama Bank sampah itu diambilkan dari nama Dam pintu lima yang tak jauh dari rumahnya. Awal merintis Bank sampah secara mandiri, Rini hanya berhasil merekrut empat orang warga sekitar.

Menurutnya, warga mulai tertarik menjadi nasabah bank sampah, setelah diperkenalkan dengan berbagai bentuk kerajinan daur ulang sampah, mulai tas, tempat makan, wadah air dan peralatan lainnya. Untuk membikin satu tas cantik hanya butuh 40 sampah plastik.

Rini Yuliastutik mengaku prihatin banyaknya sampah plastik, karena sangat mengancam lingkungan. Sampah plastik butuh waktu 100 hingga 500 tahun untuk mengurainya kembali dengan sempurna. Bahkan jika dibakar, asap sampah plastik bisa memicu berbagai penyakit, seperti gangguan pernafasan, kanker hingga gangguan sistem saraf, karena asap sampah plastik mengandung zat dioksin dan karsinogetik.

Oleh karena itu, Rini mengaku mengajari nasabah Bank Sampah Jaya Pintu Lima cara menyimpan sampah plastik dengan system ekobrik, yaitu memasukan sampah ke dalam botol. Melalui sampah ekobrik bisa digunakan jadi apa saja termasuk membuat kursi dari sampah.

Saat ini kata Rini, anggoa Bank Sampah Jaya Pintu Lima sudah mencapai 100 orang. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 45 orang menjadi nasabah, sedangkan sisanya dibarter atau dijual. Warga bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan menjual sampah, seperti beli token listrik maupun kebutuhan memasak sehari-hari, karena Bank Sampah Jaya Pintu Lima dilengkapi toko kelontongan barter sampah.

Rini Yuliastutik mengatakan, di Bank sampah jaya pintu lima, warga bisa menabung, barter atau menjual, serta bersedekah dengan sampah. Hasil sedekah sampah dipergunakan untuk kegiatan sosial, seperti bakti sosial di lingkungan, menyantuni warga yang sakit maupun digunakan untuk takziah.

Berkat kegigihannya berjuang mengeluti sampah, Bank Sampah yang dikelola Rini Yuliastutik menjadi juara I inovasi lingkungan di Kelurahan Ardirejo, serta juara III Bank Sampah Mandiri tingkat Kabupaten.

Lebih jauh Rini mengajak masyarakat, agar mengurangi menggunakan sampah plastik, karena sangat membahayakan lingkungan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.