Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bersama PCNU Situbondo Gelar Acara Bedah Buku Aqoid Saeket

0
31
Foto dilansir dari rri.co.id

Situbondo- Syarah Aqoid Saeket berbahasa Madura karya KHR Syamsul Arifin dan KHR As’ad Syamsul Arifin, hingga saat ini terus diamalkan di berbagai pondok pesantren, khususnya pesantren yang didirikan oleh kedua ulama masyhur tersebut yakni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo.

Menurut Ketua PCNU Kabupaten Situbondo, Dr.KH.Muhyiddin Khatib, syarah aqoid seket merupakan inti aqidah ajaran Islam ahlusunnah waljamaah (Aswaja). Yang berasal dari metode moderasi cara beragama.

Aqoid saeket dimunculkan oleh dua tokoh besar yaitu Syekh Abul Hasan Al-Asyari dan Syekh Abu Mansyur Al Maturidi. Aqoid seket terdiri dari 20 sifat wajib Allah, 20 sifat mustahil Allah, 1 sifat jaiz Allah, 4 sifat Nabi, 4 sifat mustahil nabi, dan 1 sifat jaiz nabi.

Aqoid saeket dibuat nadhoman yang kemudian diikuti oleh ulama besar di seluruh dunia, termasuk di Situbondo yaitu oleh Kiai Syamsul Arifin dan Kiai As’ad Syamsul Arifin. Kiai Syamsul menyusun lirik aqoid seket menggunakan bahasa Madura. Dan hingga sekarang tetap membumi.

BACA JUGA :  Bung Karna Perintahkan Seluruh OPD Untuk Menjadi Konsumen PDAM

Untuk lebih membumikan syarah aqoid saeket ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama dengan PCNU Situbondo, menggelar acara Bedah Buku Aqoid Saeket pada Senin, 30 Januari 2023. Bedah buku ini juga dalam rangka menyambut 1 Abad NU yang puncaknya akan digelar pada 7 Februari 2023 di Stadion Delta Sidoarjo.

Narasumber pada acara Bedah Buku yaitu Dr.KH.Muhyiddin Khatib. Sedangkan sebagai pembanding yaitu KH Zainul Mu’in Husni Lc. Acara ini dihadiri oleh sekitar 500 orang guru mulai jenjang PAUD, TK, SMP, hingga SMA sederajat.

Katanya, salah satu manfaat aqaid saeket adalah bisa memudahkan anak-anak atau siswa dalam menghafalkan dan memahami konsep akidah yang lima puluh karena sdh berbentuk lagu atau syi’iran berbahasa Madura.

Acara bedah buku itu merekomendasikan agar Kepala Dinas pendidikan dan kebudayaan Situbondo, mengupayakan aqaid saeket ini menjadi bagian dari muatan lokal yang diajarkan di setiap sekolah agar anak didik lebih memahami tentang aqoid saeket.