Situbondo-Kabupaten Situbondo memiliki banyak situs cagar budaya, salah sautnya tugu 1000 KM Anyer-Panarukan serta Karesidenan Besuki, yang merupakan cikal bakal berdirinya Kabupatan Situbondo.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Situbondo, berencana mengadakan paket wisata cagar budaya bagi kalangan milenial, agar para pelajar Situbondo tahu jejak sejarah daerahnya.
Kasi Cagar Budaya Dispendikbud Situbondo, Joni Suswanto, mengatakan, sesuai data Badan Pelestari Cagar Budaya (BPCB), ada 82 cagar budaya di Situbondo tersebar dari Kecamatan Banyuglugur hingga Kecamatan Banyuputih.
“Kedepan kita rancang wisata edukasi yaitu paket wisata wisata cagar budaya untuk kalangan pelajar biar mereka tahu dan memahami situs-situs cagar budaya yang ada,” katanya, Senin, 28 Maret 2021
Menurut Joni, sebanyak 82 cagar budaya itu merupakan yang sudah ada bangunannya dan belum termasuk adanya temuan-temuan baru. Yang paling punya sejarah bagi warga Situbondo yaitu Karesidenan Besuki. Saat ini, masih berdiri kokoh bangunan cagar budaya di Besuki seperti kewedanan serta rumah pertama Bupati Besuki maun menara mercusuar.
“Paket wisata ini sebagai bentuk pelestarian cagar budaya sekaligus mengenalkan nilai-nilai sejarahnya kepada para pelajar,” terangnya.
Dijelaskan, Karesidenan Besuki pernah menjadi pusat pemerintahan sekaligus cikal bakal berdirinya Kabupaten Situbondo. Karesidenan berasal dari bahasa Belanda yaitu resident yang merupakan bawahan (pembantu) Gubernur Jendral di masa pemerintahan Kolonial Belanda.
Dari penelusuran literasi sejarah dijelaskan, sebagai pusat pemerintahan Karesidenan Besuki membawahi beberapa afdeeling atau Kabupaten, yaitu Jember, Bondowoso dan Banyuwangi.
Salah satu cagar budaya bersejarah di Besuki yaitu rumah Bupati (residen) pertama Besuki, Raden Tumenggung Prawirodiningrat, yang dilantik menjadi Bupati Karesidenan Besuki sekitar 1830.
“Banyak sekali potensi situs cagar budaya di Kabupaten Situbondo. Ada juga menara mercusuar yang masih berdiri kokoh di pelabuhan Besuki, Panarukan dan pelabuhan Kalbut. Jangan sampai anak cucu kita terputus dengan sejarahnya,” terang Joni.
Lebih jauh Joni mengatakan, pihaknya dan beberapa komunitas penggiat sejarah berkomitmen melestarikan cagar budaya di Situbondo. Banyak akademisi dari luar melakukan studi kajian tentang situs-situs cagar budaya di Situbondo, diantaranya mahasiswa Unej Jember, UGM Yogyakarta dan terbaru adalah akademisi Udayana Bali.
“Pemkab itu kan punya bus dan kami gunakan mengajak para siswa berkunjung ke situs-situ cagar budaya. Apalagi nanti difasilitasi spot swafoto di lokasi situs cagar budaya akan sangat menarik bagi kalangan milenial seperti situs dam siluis, 1000 KM Anyer-Panarukan, gua Jepang di taman nasional baluran serta beberapa situs lainnya di Kecamatan Besuki” terangnya.
Reporter : Zaini Zain