
Situbondo- Pimpinan Cabang Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Situbondo, menyalurkan dana ummat untuk program bea siswa anak yatim piatu di pondok pesantren. Selain itu, LAZISNU juga membantu melakukan renovasi pondok pesantren bekerjasama dengan CSR perusahaan.
Menurut Ketua PC LAZISNU Kabupaten Situbondo, Rusdiyanto Zulfikar, pihaknya bersama PW LAZISNU dan RMI Jawa Timur, memberikan bantuan beasiswa bagi anak yatim piatu yang sedang menempuh pendidikan di Pondok pesantren. Baru-baru ini LAZISNU menyalurkan beasiswa bagi 27 anak yatim piatu di Pondok Pesantren Wali Songo.

“Kami telah menyalurkan beasiswa anak yatim piatu di pondok pesantren Wali Songo sebesar Rp. 25 juta,” kata Rusdiyanto, ditemui saat menghadiri pengukuhan pengurus Komisi DP MUI Situbondo, Sabtu, 10 Oktober 2022.
Rusdiyanto mengatakan, program beasiswa LAZISNU bagi kader calon ulama di pondok pesantren sudah cukup lama. Ada lima pesantren yang sudah dibantu untuk keberlangsungan pendidikan anak yatim di pondok pesantren. Penyerahan bantuan bea siswa dilakukan melalui pengurus pondok pesantren.
“Kalau besaran beasiswa disesuaikan dengan jumlah anak yatim yang sedang nyantri di pondok pesantren. Secara teknis kami dari LAZISNU bekerjasama dengan pengurus pesantren,” terangnya.
Tidak hanya itu, LAZISNU juga bekerjasama dengan sejumlah perusahaan untuk menyalurkan bantuan renovasi pondok pesantren. Besarnya bantuan renovasi juga disesuaikan kebutuhan taktis di lapangan.
“Saat ini kami selesai melakukan survey untuk merenovasi salah satu pondok pesantren. Bantuan renovasi berasal dari CSR Indomaret,” tuturnya.
Lebih jauh Rusdiyanto mengatakan, LAZISNU mengetahui ada 25 pesantren tidak aktif di Kabupaten Situbondo, karena LAZISNU sendiri memiliki program beasiswa anak yatim di pondok pesantren. LAZISNU melakukan pendataan di lapangan untuk mencari anak yatim yang sedang menempuh pendidikan di pondok pesantren.
“Kalau jumlah pesantren di Situbondo 202 lembaga sesuai data yang terdaftar di Kementerian Agama. Dari jumlah itu kami temukan ada 25 pesantren sudah tidak ada lagi santrinya,” pungkasnya.
Reporter: Zaini Zain