Situbondo- KH. Muhammad Hasan Abdul Muis, yang tak lain adalah sahabat KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy waktu mondok di Makkah, ikut hadir saat acara ulang tahun radio bhasa, Rabu malam. Pengasuh pondok pesantren Sayyid Alawi Almaliki, Koncer Bondowoso, menyampaikan selamat dan pesan untuk keberlangsuangan radio bhasa.
Menurut KH. Muhammad Hasan Abdul Muis, ada pesan tersirat KHR. Ahmad Fawaid As’ad, sebagai pendiri radio bhasa. Kiai Fawaid mendirikan radio bhasa bersamaan dengan hari kelahirannya yaitu 17 November. Setiap ulang tahun radio bhasa bersamaan pula dengan ulang tahun Kiai Fawaid. Hal itu menunjukan bahwa seorang ulama boleh wafat. Namun, roh perjuangannya tak boleh wafat dan harus dilanjutkan.
“Radio bhasa ini salah satu peninggalan beliau (Kiai Fawaid). Semangat perjuangan dakwah Kiai Fawaid melalui radio harus dilanjutkan,” katanya.
Kiai Muhammad Hasan mengaku mengagumi Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo. Tidak banyak pondok pesantren memiliki media untuk sarana dakwah. Pesantren Sukorejo memiliki berbagai media untuk memberi pencerahan kepada masyarakat.
“Ini yang harus dipegang teguh radio bhasa yaitu tetap istiqomah dengan semangat perjuangan pendirinya,” tuturnya.
Menurut Kiai Muhammad Hasan, saat ini teknologi informasi berkembang pesat. Radio bhasa telah mengembangkan sistem penyiaran berbasis IT. Kedepan, perlu istiqomah menyampaikan konten yang dapat mencerahkan masyarakat.
Mengutip pesan gurunya yaitu Sayyid Abu Yasid Ibnu Muhammad Almaliki, agar dirinya membiasakan diri tahu tentang teknologi, karena teknologi bisa menjadi media atau sarana untuk berdakwah.
“Berdakwah itu bukan hanya dilakukan melalui pengajian. Ini yang perlu diteladani dari pondok pesantren Sukorejo yang selama ini selalu dinamis dengan perkembangan teknologi. Radio sebagai bagian dari media dakwah pesantren harus selalu istiqomah,” pungkasnya.
Reporter: Zaini Zain