Situbondo- Ribuan warga nahdliyin mengikuti napak tilas sejarah pahlawan nasional KHR. As’ad Syamsul Arifin, Kamis kemarin. Napak tilas bersamaan dengan peringatan hari pahlawan nasional diberangkatkan dari kantor PCNU Situbondo hingga ke Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo.
Peserta napak tilas tidak hanya diikuti warga NU dari Kabupaten Situbondo, melainkan datang dari Kabupaten tetangga seperti Bondowoso, Jember, Banyuwangi, Probolinggo dan Madura. Begitu tiba di Ponpes Sukorejo sore hari, peserta napak tilas disambut langsung pengasuh pondok pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo, KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy.
Ketua PCNU Situbondo, KH. Ahmad Muhyidin Khotib mengatakan, PCNU Situbondo melaksanakan napak tilas sejarah pahlawan nasional KHR. As’ad Syamsul Arifin di Kabupaten Situbondo, untuk mengenang kiprahnya menjaga NKRI. Kiai As’ad memprakarsai penerimaan asas tunggal Pancasila melalui Mukmatamar NU ke 27 di Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah pada tahun 1984.
“Apa yang beliau (Kiai As’ad) prakarsai saat itu berhasil menyelesaikan polemik nasional tentang ideologi negara. Hingga kini bangsa kita ini tetap menjadi NKRI,” katanya, Kamis, 10 November 2022.
Sementara itu, Bupati Situbondo, Karna Suswandi mengatakan, penerimaan asas tunggal yang diputuskan melalui Muktamar NU ke 27 di Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah, merupakan tintas emas sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengenang sejarah ini, maka Kabupaten Situbondo akan diputuskan menjadi “Kota Santri Pancasila”.
“Sejarah tinta emas itu lahir di Kabupaten Situbondo yaitu di Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo. Untuk mengenang jasa Kiai As’ad dan para ulama NU yang terlibat penerimaan asas tunggal Pancasila, maka kami putuskan Kabupaten Situbondo menjadi “Kota Santri Pancasila. Itu janji kami saat debat kandidat dulu,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta napak tilas.
Reporter: Zaini Zain